Minggu, 01 Mei 2011

Catatan Perjalanan

       I

Tak ada tiket?

Aaaaa!....

bagaimana?...

besok mengawas ujian negara...

Ya Allah...



Ayo kita kejar!....

"Tak Sinar Jaya " juga tak apa

yang penting sebelum pagi

sampai Jakarta



Kosong?

Astagfirullah....

tiketnya sudah terjual semua?...



Oo...mari kita kejar tiket kereta

Jam lima?...

Jam lima berangkatnya?...

Astagfirullah....



Trafel!...Trafel saja!

Ya ampun!...

Trafel juga berangkat jam lima

Habislah!...kita....



Kembali ke terminal!

Bagaimana jika ambil tiket ke Cirebon?

dari terminal Cirebon

baru kita teruskan ke Jakarta...

Ya...ya...ya....

mari kita coba!...

Jakarta...Oh...Jakarta...


       II

Alhamdulillah...

Cirebon tawarkan solusi

Alhamdulillah...

Tak ada sesal di hati

perjalanan ini sangat berarti

dan aku sangat bersyukur

bisa melewati



Saudaraku kau tumbuhkan

rasa percaya di dalam diri

kau bakar semangatku untuk

bisa nikmati apa yang orang lain

bisa nikmati



Rahmat Allah buatku juga

karena Allah pun menyayangiku

Aku percaya katamu:

"Kuncinya ikhlas serta mampu

menerima

sebentuk apapun yang ada"



       III



Ingat kemarin

rasanya ingin tertawa terbahak

Aku kagum pada diriku

pada keberanian dan semangat

yang tumbuh

Aku hampir tak percaya yang kemarin

itu aku



Dari desa Banjar Sari

naik mobil cowak ke Owabong

Sebuah mobil bak terbuka

pengangkut pasir sekaligus palawija

duduk di belakang bersama

anak-anak Ibu Lurah



berkaus coklat

memakai topi dan kaca mata hitam

dengan sadal jepit hijau perek

yang entah milik siapa dari rumah

kepala desa



ahahaha...ahahaha...

tak ada beban apa-apa

seperti latihan jadi orang gila

ahahaha...ahahaha...

selamat tinggal dulu ROHDE

DAN KICKERS ku



Sandal jepit yang sudah butut ini

mengalirkan nyaman...ke hati

Aku merasa bahagia...

bernyanyi dan tertawa

tak malu bersandal jepit ke tempat

wisata



Aku berenang penuh suka cita

tak kurasa pandangan aneh

pada diriku

biasa saja...semua biasa saja...

bahagia ada di hati ternyata



       IV



Gemericik air di kali kecil

seakan memanggil

tawarkan segar

basuhkan wajah dan tubuh berpeluh



       V



Daun-daun bambu bergoyang pelan

dihembus angin petang

pohon angsana berjajar tumbuh

bersama nyiur dan petai cina

yang diselimutii lumut kerak batang-batangnya



       VI



Ini Ciregol,Kanda

daerah dengan jembatan rusak

Penumpang bus yang laki-laki

mesti turun untuk mengurangi beban

bus berhenti menunggu giliran jalan



Ada ngeri...di hati akan lewat jalan

begitu curam

Astagfirullah hal adzim...

tubuhku gemetar...traumaku

kembali ingat kejadian terlempar

ke jurang di Ajibarang

tempo hari



Terngiang suaramu saudaraku

"Aku harus belajar memaknai

apa pun yang terjadi"

dan kuucap:

"Lahaula walaquwwata illa billah...."



       VII



Ciregol lewat...

Alhamdulillah...kami selamat

Lima gunung terlihat tersenyum

dari lintasan rel kereta api

Padi-padi masih pendek sudah bernas

tebarkan janji



       VIII



Oow...daerah bawang

harum-harum pedas dan segar

tercium sampai ke dalam bus



Di pinggir jalan pada tikar lusuh

kecoklatan bawang-bawang digelar

cantik seperti sanggul perempuan



       IX



Di kaki gunung

bunga-bunga tebu asyik bergoyang

pada masing-masing tandan

tertiup angin silir yang mengalir

jadi seperti penari dengan senyum di bibir

Warnanya indah putih kecoklatan

di bawah mendung menggantung



       X



Kali kecil di sisi pematang

berair coklat mengalir tenang

Di seberangnya petani dengan caping tua

jalan melenggang

mencuci tangan kemudian makan siang

       XI

"Karacang...kacang...kacang...

Tarahu...tahu...tahu..." pedangang

asongan menawarkan jajanan

"Mangga Ibu...tissue...aqua...Mizon ge aya..."

lanjutnya dengan harapan terbaca

"Moal Kang...

masih aya cai..."jawabku

"iye cai tiis...ibu"

"Iye ge tiis..."jawabku lagi sambil memberi

senyum manis



       XII



Seorang pengamen naik

memberi salam dan memetik gitarnya

menyanyi penuh perasaan

sayang...agaknya dia tak hafal

syair-syair yang dilagukan

sehingga diganti  menurut rasa hati

Aah...



satu lagu...dua lagu...

kemudian dinyanyikannya "Besame Mucho"

Alah maaa...kkk...

enak pisan...

membuatku tak tahan tidak ikutan



"Lagi Bang...lagi...

teruslah bernyanyi..." pintaku

membuatnya senyum senang



"Malam ini kasih teringat aku padamu"

bla...bla...bla...

Oo...aku senang...sekali mendengarnya

dan kami nyanyi berdua



Kenapa aku ya?

stres apa sudah gila?...

ahahaha...ahahaha...

cuek maninglah...cuek maning...



Usai lagu keempat dia berkata:

"Terima kasih Ibu...untuk partisipasinya"

tapi dia tak asongkan kantong permen

penampung saweran padaku

Dalam hati aku bergumam:" C S an...."



"Abang...sini bang..."panggilku membuatnya

kembali

Kuberikan selebar uang lima ribuan

sementara gadis kecil disebelahku protes

"Kok banyak amat...Bude..."

"Enggak...gak banyak...

nyanyinya enak kan?" kataku

gadis kecil senyum setuju dan pengamen

itu lagi-lagi berkata:

"Terima kasih Ibu..."



       XIII



"Ayo tarik Pir..." teriak tukang karcis

dan bus pun pelan - pelan begerak

tinggalkan terminal menyeruak jalan ramai

"Bismillahirrahmanirrahim...

mari kita berdoa Nesya" ajakku pada gadis

kecil disisi kiriku:

"Bismillahi tawakkaltu Alalloh...

Lahaula wala quwwata illa billah..."      
       XIV

Jalan penuh sesak

padat merayap

Bagaimana ini?

Jam berapa akan sampai Jakarta

nanti?

Ah...bisa-bisa setelah berpakaian

tertidur lagi...



Jadi ingat petualangan ke Lampung

tempo hari

padat merayap seperti ini

tiba di rumah jam enam pagi

mandi, sikat gigi, berpakaian dan tertidur

lagi hingga senja hari

ahahaha...ahahaha...

tak boleh terulang lagi...



Tobil....tobil....

ngeri rasa menggigil

besok ujian negara bagi para siswa

tak boleh lalai!...

sebagai abdi negara

Ah...



"Ambil jalan alternatif!..."kudengar

kondektur berkata setengah memerintah

pada pak sopir

"Lurus!...terus....

kanan!...masuk pelan-pelan!..."

abang kondektur seperti ambil alih

pimpinan dan pak sopir patuh

tuh...tuh..tuh...

aah....



Bus masuk daerah berpohon besar-besar

menghutan

di kanan jalan kali besar dan lebar

airnya meluber berwarna kecoklatan

Ya Allah...mulai gelap dan seram...



Ketegangan yang mendekap erat

sejak berangkat memacu kadar gulaku

keinginan pipis terus mengganggu

tapi di mana hendak berhenti?

apa ada pom bensin di dekat sini?...

Ya Allah...mati!...aku...



Gadis kecil di sebelahku

lelap tertidur karena lelah

kepalanya nyuruk ke bawah ketiak

timbulkan geli dan menambah rasa ingin

pipis menjadi-jadi

"Aduh nak...

bunda tak kuat..." gumamku dalam hati



Bledug!...bledug!...

bus bergerak terangguk-angguk

lewati jalan berlubang dan menghantam

batuan

setiap goyangan istigfar berloncatan

meningkah geri dalam menikam

seram...seram...



"Yan....aku gak kuat..." berbisik aku pada

teman seperjalanan

"Kenapa?..." tanyanya

"Aku mu pipis lagi...

ah, bisa pingsan....nih..."

"Ya, nanti aku bilang pada pak sopir...

Kamu masih ada aqua?" temanku bertanya

"Ada...nih...buat apa?" ujarku

"Ya buat cebok kamu!..."

"Ada...ada...tapi mau di mana?"

"Nanti kita fikirin...

Xi...xi...xi..."



Aku sedih...melihat penumpang lain

tenang-tenang

ngiri....meraja dalam hati

kenapa aku mesti begini?...



"Tin...tin...tin..." klakson pak sopir

bunyikan karena di depan truk

sarat muatan melaju pelan

"Lewati!..." kudengar aba aba diberi lagi

"Siut!...siut!..." mobil truk dilewati

diiring istigfar berkali kali



"Pom bensin,Yan...

liat-liat pom bensin!" kataku

adu...du...du...du....

"Aaa!...pom bensin!..." setengah berteriak

aku setelah terpinga

tapi pom bensin impian sudah jauh

tertiggal di belakang

rasa lemas ketinggalan



"Pak Sopir...Pak...

kalau lewat pom bensin lagi berhenti ya?" pintaku

"Kenapa Bu?" tanya pak sopir

"Saya gak kuat Pak..." kataku

"Ada yang kebelet Pak!...' ujar temanku



"Tadi pom bensin..." kata pak sopir

"Ya Pak, saya terkesima..." ujarku

Aduh...menggelinjang rasa tak tahan

Astagfirullah hal adzim....

ampuni aku...Ya arhamarrohimin...

ampun..."



Jalan ke depan semakin rusak

membuat bus semakin bergoyang

mataku  panas menahan tangis

rasa sedih mengiris iris



"Duh...mati aku!...

wahai....

adu...duuu..." meratap-ratap hatiku

bagaimana kalau terpipis di bangku?...

tak mungkin!...bisa kutahankan

perasaan malu...



"Sabar ya Bu...

sebentar ada pom lagi" hibur pak sopir

membuat bibirku mengucap hamdalah

berkali kali

ungkapkan rasa syukur dari kedalaman

hati



Tak lama mobil masuk

tempat yang kudambakan

aku pun meloncat begitu pintu di bukakan

hampir jatuh dalam gembira

yang membuatkau sangat ingin bersegera

Aku berlari tak fikir apa-apa

tak peerduli sesiapa

Alhamdulillah...

Alhamdulillah...



"Allahumma inni audzubika

minal hubutsi wal chobaits..."

belum selesai berdoa aku sudah pipis

ngucur terus tak habis-habis

Pintu diketuk dari luar

aku cuma bilang:

"Maaf....sabar ya...sabar...."



Uuuu...hhh...

legaaa...

Alhamdulillah Ya Allah...



Lagi-lagi aku terkesima

di depan toilet sudah begitu panjang

antrian teman seperjalanan...

Aah...kukira yang mau pipis

aku saja...

Kok bisa....mereka menahan tanpa

suara

Apa aku yang "Lebay?"

ahahaha...ahahaha....

Jumat, 08 April 2011

Bukan Cuma Milik Yang Muda

Usai waktu shalat Jum'at
bersama tujuh kawan menyusuri jalan
menuju R.S. dr Mintoharjo
dari Danau Limboto
menjenguk anak teman yang operasi sinus
pagi tadi

Tiba-tiba seorang teman bergegas
jalan ingin paling depan dan berkata:
"Siap!...grak!...
Kiri!...kiri!...kiri!...
Ayo yang gendut!...luruskan!..."
"Ahahahaha...." tertawa kami bersama-sama

"Awas!...jangan ganggu Maharani
nanti mengadu pada Maharaja"seru Ibu N
sambil tertawa

"Maharani sekarang gak gendut lagi
sudah selangsing Kris Dayanti"
ujar Ibu M menimpali

"Ahahaha...nanti malam juga terbit di FB
disiksa teman jalan kaki" goda Ibu A
"Terus marah ... deh Maharaja...
mengetahui Maharani tersiksa"sambut Ibu H
diikuti tawa haha hihi ramai sekali

"Untung gak lewat kantor surat kabar
kalau lewat...
besok ada berita Maharani jalan kaki" Bapak A
ikut juga angkat bicara

"Enggak kaleee...
sekarang aku sudah biasa jalan kaki
makanya langsing begini..."
"Xi...xi....xi..." derai tawa ditahan dari kawan-kawan
tak berhenti

Ada hangat mengalir di jiwa...
canda...ternyata memang bukan cuma
milik yang muda

Upacara Bendera

Akhirnya upacara bendera jadi juga
setelah dua  minggu ditunda-tunda
karena ujian sekolah kelas sembilan

Para petugas disiapkan
giliran siswa kelas delapan
wajah tegang kelihatan
khawatir tugas tak lancar dijalankan

"Bunda...doakan  kami ya?" pinta para
siswa pengerek bendera
"Tentu sayang....
tenang aja kaleee..." jawabku mencoba
menenangkan sambil melemparkan
senyum yang kurasa menawan
(ahahahaha...)

"Upacara penaikan bendera
Senin , 4 April 2011
pasukan disiapkan" terdengar Dhea nona protokol
berbicara lewat pengeras suara

"Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara"
kulihat Irfan siswaku melangkah
dengan gagah

"Pembina upacara memasuki lapangan upacara"
lalu aku pun melangkah tak kalah gagah
ah...ah...aah...
mantap surantap....

"Pengibaran sang saka merah putih
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya"
Nahda,Friska, dan selly berjalan kompak sekali
"tep...tep...tep..."melangkah dengan pasti

Sampai di tiang bendera tali-tali di pasang
senyum manis tiga gadis mengambang
memancar rasa percaya diri yang besar
kelihatan hilang perasaan gamang

"Reeee...ttt...." bendera ditarik ujung atas
dan bawah penuh semangat sementara
Nahda berkata:"Bendera Siap...."
Tetapi ala maaaa...kkk....
sebelum lagu Indonesia Raya berkumandang
ramai ramai peserta upacara tertawa
bersama membahana....

Oo...Oo...ada apa?...
Masya Allah...
tali penggerek putus menggantung-gantung
di udara sementara sang saka terkulai lemah
dan petugas pengerek bendera pucat pasi semua
(Terlalu semangat....jadi celaka....
du...du...duh....aku tak tega....)

"Peserta upaca tetap dalam keadaan
siap!" ujarku sementara pelatih paskibra
mengambi kursi dan kain pel bertangkai untuk
meraih tali

"Tak bisa Bu...
harus yang berkait..." kata petugas kebersihan
sekolah
"Aduh....aduh...gimana?...." para pengerek
bendera tambah gelisah
membuatku turun dari podium menenangkan
"Tak apa...tak apa...bukan salah kalian...
tenang saja..." ujarku pelan

Petugas kebersihan yang lain pun datang
dengan galah berkait
tali diusahakan turun tak bisa juga
lalu pembina paskibra berkata
"Manjat Mas...manjat saja..."
"Ya...manjat....manjat Mas..."pintaku juga

Mas Deni nama petugas tadi tak berfikir
panjang lagi
memanjat ....bergerak tangkas meraih
tali sementara peserta upacara tak tahan kembali
tertawa tergelak-gelak membahana

"Mas Deni!...Deni! ...Deni!..."
berteriak teriak peserta memberi semangat
dan ramai ramai bertepuk riuh saat tali
tertangkap dan Mas Deni turun cepat sekali
Aaaaaaa.....hhhhh....
terdengar helaan nafas lega bersama-sama...

"Upacara dilanjutkan!
siapkan pasukan!..." perintahku pada
pemimpin upacara dengan rasa geli kutahan...
(Bodong...deh....
ahahaha...ahahaha....)

Dalam Gelap

Ada keinginan berbincang
tapi datang gamang mengambang
timbul rasa bimbang...
takut akan terjadi perang

Dan aku diam rasakan lara
menggelontor sukma
sunyi...bertahta meraja
Robbana...Ya Robbana...
betapa sepi hari-hari hamba tanpa dia

Seandainya waktu dapat ditarik
ulang...
Aku ingin dia di sini
hingga aku tak perlu lagi sesiapa
yang membuat orang terluka

Robbana...Ya Robbana...
sesungguhnya aku tak seperti
yang mereka sangka
tidak...aku tak butuh apa
yang orang lain butuh
Aku tak ingin apa yang orang lain punya

Aku hanya butuh rasa teduh
Namun inginku mendekatkan pada derita
pada nestapa yang tak ada ujungnya
kerana mereka tak faham
bahasa jiwa yang aku punya

Dalam gelap...
kuusap hatiku yang terluka
mengucur darah
merebak merah
Ah, andai engkau masih ada
dalam diam pun kita bisa bicara
terpisah pulau pun terjembatani
rasa saling percaya

Rajawaliku...
dalam gelap ini aku ingin engkau ada
di sini menemani
memeluk erat mendekap hangat
Sementara aku juga tak mau
istirahatmu terganggu
membuatku menangis sendiri
tersedu

Aku Mau Engkau Tahu

Dengan bahagia aku cerita
tentang pertemuan kita tadi malam
seperti air sejuk yg mengair di tenggorokanku
saat berbuka puasa
seperti keindahan mega berarak
di angkasa
seperti kecantikan  mawar saat kelopaknya
merekah
seperti nyanyi burung-burung sahabat kita
ketika pagi membuka gerbang hari
Seperti....seperti...ah...
sebenarnya tak cukup kata melukiskan
gejolak rasa
Rajawali...dapatkah kau raba bagaimana
datak hati dalam selimut berjuta rindu?...
Astagfirullah...
Aku mau engkau tahu
kasih masih terpelihara

Minggu, 03 April 2011

Mimpi

Sejak kau pergi
ini kali ke dua kau datang dalam wujudmu
Rajawaliku....
kita berdekatan...
saling memandang...
tapi tanpa peluk dan cium di pipi dan keningku

Ada rindu yang terpuaskan melihat
rupamu...
berada di sisimu...
Ah tapi apa yang kita bicarakan?
aku tak ingat...
tak ingat...

Apa kita tak bicara apa-apa?
ah...apa kau tak suka akan perasaan
yang tumbuh di dalam jiwa?
Aku tak mengerti,Rajawaliku
tapi aku tahu engkau tak marah

Kasihmu terlau besar untuk marah
apa lagi untuk kasar
bagaimana tidak?...
jika yang salah saja jadi benar?

Perasaan Apa ini?...

Perasaan apa ini?...
Ah, resah dan gelisah
desir aneh dalam darah
rindu?...
entah...
tapi membuat jengah...
Aah...

Dalam diam mata terpejam
ingin...merasa faham
Rajawali...
rasa apa ini?...
aku takut sekali

Aku menoleh ke kanan
tempat fotomu ajeg terpampang
mengharap kuat dan tenang
engkau tebarkan
tapi engkau hanya diam
dengan sorot mata tajam

Rajawali...
senyumlah...biar aku tak merasa
sendirian
Aah...apa engkau tiada
berkenan?...

Kenapa?
apa ini suatu dosa?...
terngiang perkataan seorang teman;
"Aku ini laki-laki...
bicara dari sudut pandang laki-laki"

aah...diam!...
diam!...diam!...diaaaa!...mmm...

Sabtu, 02 April 2011

Kepada Ananda Datok Aan Dinejad Sawang

Aan anakku sayang
biarkan dia ambil jalannya sendiri
jangan engkau pengaruhi
Itu bukan berarti engkau tak berjuang
wujudkan keinginan
bukan...
bukan begitu

Ingat olehmu,anakku
Ar Rum:21:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"

Sayang anakku...
jika dia cintakan engkau
tak mungkin akan pergi dan memilih yang lain lagi
kerana cinta tak kuasa menyakiti
Barangkali...dia bukan yang Allah pilihkan
untukmu

Yakinlah anakku
Humaira tak cuma satu...
masih banyak Humaira lain yang bisa Kau pilih
jadi jangan biarkan hatimu berlarut pedih
kerana apa yang baik menurut kita
belum tentu menurut-Nya

Aan yang baik,jangan malu atau gusar
jika masih ada rasa cinta di dada
biarkan...masih teraba detak dan hangatnya
biarkan...tapi tak usah pelihara...
wujudkan saja dalam rasa rela untuk kebahagiaannya
dan kebahagiaanmu juga

Kebahagian itu akan terpelihara jika dipenuhi
sinaran damai atau sakinah
Jika saling cinta atau mawaddah
tak bertepuk cuma sebelah
jika saling kasih sayang atau warahmah
Semoga cinta yang datang padamu nanti
langgeng selamanya mitsaqan ghalidzha....
Amin...Ya Allah...
Perkenankan anakku bahagia...

Rabu, 30 Maret 2011

Kadal Ketemu Buaya

Sambil sarapan pagi
sementara banyak waktu karena
tak mengawas
kami bincang-bincang santai
merintang waktu sebelum tenggelam
dalam kesibukan sendiri-sendiri
entah koreksi,menyusun soal,buat artikel
sampai berkutat di depan layar monitor
buka-buka fb...

"Na, kemarin Bapak L cerita
harus hati-hati dengan wanita cantik..." kawanku
melempar topik menarik perhatian
"Kenapa?..."
"iya, banyak dalam waktu belakangan ini
wajah cantik digunakan untuk
memperlancar modus kejahatan"
"Maksudnya?.."
"Wah... tak tahu kamu yang sekarang sedang ngetrend?"
"Ya gimana?" lagi-lagi aku bertanya

"Si cantik itu suka nyetop motor
minta diantar ke suatu tempat
lalu bilang tak punya uang
tak bisa bayar ongkos ojekan"
"Lalu?..." tanya seorang lagi temanku

Si cantik akan bilang:
"Maaf,Bang...
saya tak punya uang
walau berat hati...
bagaimana jika ongkosnya diganti nenen...mau gak?..."
"Haaa...hhh?..." terdengar suara
terperanjat keheranan berbarengan

"Lalu...lalu....?" ramai-ramai terdengar
tanya bernafsu
ingin tahu...
(Ah...maaf...maaf...bukan mau bicara
yang tak patut...
maaf ya...)

"Nenennya sudah di kasih bius...
membuat si Abang pingsan!...
kemudian motornya dilarikan..."
"Aaa...dasar laki-lakinya juga hidung belang!...
mau-maunya!...."

"Kemudian bagaimana?...
kok sampai cerita ini beredar?" tanya teman lagi
"Si abang ngadu pada polisi
menceritakan yang terjadi..."

"Aa...hh...rakus....!" ujar seorang teman
"Rasahin!..."kata teman lain
"Nennennn...."
"ahahaha....ahahaha....kadal ketemu buaya...."

Kemuliaan

(Buat Maharaja,Adik kami terkasih)

Roda berputar....
itu benar,Saudaraku
Dan sekarang Engkau di atas
"Kemuliaan datang padamu"
semua indah pada saatnya

Kamu ingat saudaraku?
Papi pernah berkata:
"Cepat atau lambat
kebenaran akan menampak nyata
datang pada kita
tak sesiapapun bisa mencegahnya"

Lain waktu papi berkata lagi:
"Dukung saudaramu
kalian harus! saling membela
harapan papi kalian jadi semua"

Lihat Pi, sekarang Maharaja
sudah jadi
Papi lihat bukan?
tersenyumlah...Rajawali
tersenyum dan  bahagia
karena satu lagi cita-cita papi terlaksana
harapan kita semua
Mimpi tak cuma sekedar mimpi saja
yang menguap saat kita terjaga

Saudaraku,adikku sayang
tetaplah seperti dulu
sederhana,bersahaja,dan memegang amanah
tetap jadilah terpercaya

Engkau...kita... telah terlalu menderita
mengerti artinya sengsara
faham rasanya dizhalimi
mengerti pedihnya ditidak adili
sehingga Engkau pasti mengerti bagaimana
seharusnya jadi pemimpin
Doa kami selalu untukmu
harapan kami sandarkan padamu
semoga Allah senantiasa membimbingmu
membimbimbing kita semua

Saudaraku,adikku sayang
ingatlah:
"Allah Berikan kemulian kepada siapa
yang Dia kehendaki
dan mencabut kemuliaan dari siapa
yang Dia kehendaki"

Sabtu, 26 Maret 2011

Waktu Yang Tinggal

Selamat pagi burung-burung kecil
Kalian tahu sahabat?...
pagi ini aku bahagia...
membaca tulisannya

Dia telah kembali seperti yang kemarin kutahu
dan mungkin memang tak ada yang berubah
aku saja yang terlalu takut kehilangan
lupa...sewaktu-waktu aku, kalian,juga siapapun...
tak luput dari intaian

Ku sadari kini...
setiap hari langkah memang bertambah maju
dan kita akan sampai pada tujuan akhir
kehidupan

Rambut yang memutih,gigi yang tanggal,
tubuh yang melemah
adalah tanda-tanda dari-Nya
supaya kesadaran kita bertambah
jadi memang benar...tak perlu kita hitung
berapa lama lagi waktu yang tinggal

Waktu mengalir seperti air
seperti angin yang mendesir
menyisir segala  dalam simfoni
melenakan

Ah...kini kami menuju jingga senja-Nya
Insya Allah...kami terima dengan ikhas
sabar dan tawakal
karena tak sesiapa jua bisa menghindar

Ya Allah...jika sampai waktunya
peluk dan selimuti kami dalam hangat cinta-Mu
dalam lembut dekap kasih-Mu
istirahatkan dalam kenyamanan sampai saat
kami dibangkitkan di hari yang Engkau janjikan
Sejahterakan kami dinegeri-Mu yang abadi

Jumat, 25 Maret 2011

Beri Kami Waktu

Begitu saja...
tanpa diatur...tanpa rencana
kita bertemu dalam lembut cahaya-Nya
kau sentuh hatiku
kau peluk jiwaku yang dingin membeku
kau hangati kau selimuti dengan kasih
tanpa warna birahi
hingga gigilku pergi

Sementara aku tak tahu
kau pun berjuang mempertahankan
hidupmu dari maut yang mengintai
sewaktu-waktu

Dan aku sangat terkejut saat tahu semuanya
jiwaku meradang....mengerang...
memohon...mengiba dalam doa yang panjang
"Aku tak mau lagi kehilangan
Aku tak mau ditinggalkan
Aku tak mau!..."

Astagfirullah hal adzim....
Astagfirullah hal adzim...
beri kami waktu lebih lama Ya Arhamarrahimin...
Wahai...dzat yang menggenggam jiwa kami
Robbi...
biarkan kami coba memaknai hidup yang Kau beri

Kamis, 17 Maret 2011

Cahaya dan Hangat-Mu

Ingin selesaikan semua segera
secepatnya...
seperti ada firasat yang tak berani
kuungkap

Ah,resah...
terlalu banyak masalah
terlalu berlimpah...
Lahaula walaquwwata Illa billah...
Sabar....sabar....
perbanyak istighfar...

Allah...Allahku...
tetaplah bersamaku
temani dan bimbinglah aku dengan
kasih-Mu

Allah...Allahku...
Jangan pergi
Aku butuh cahaya dan hangat-Mu
hanya cahaya dan hangat-MU
aku yakin bakal mampu

Rabu, 16 Maret 2011

Melukis Bayangan Benda

"Jangka!...jangka!...
jangka!...jangka!...jangka!...jangka!...
di mana jangkanya?..." agak kesal aku bertanya
dalam lagu dengan nada suka-suka
Seperti dikomando lima anak menjawab:
"Lupa...Bun bun...."
"Aaaa...hhh!...."kesel banget! rasanya

"Bunda tunggu!...
lima menit jangka dan teman-temannya
harus ada di meja!...
yang tak ada ...keluar!..."

kemudian lima anak ngibrit mencari jangka
dan teman-temannya
penggaris, pinsil,penghapus juga

Ah, berkali-kali diberi tahu
untuk melukis bayangan alat-alat itu perlu
tak mau dengar  sampai mulut
rasa berbusa…
Astagfirullah…

"Bun bun...
aku kembali...." ujar Brandon sambil nyengir-nyengir kuda
"Okey ...besok jangan masuk klo lupa lagi.."
"Ya Bun...maaf...."

Kemudian masuk tiga anak sambil berkata:
"Bun bun....saya sudah ada Jangka!..."
"Dari mana?" tanyaku
"Beli...Bun-bun..."
"Besok tak boleh seperti ini lagi ya?
Jika terulang...besok tak ada maaf lagi..."
"Okok...." kata mereka
Aaa...hhh...

"Satu lagi...
mana anak satu lagi?...
Siapa tadi?" kataku
"Ibnu,Bun...
Ibnu yang belum kembali..." jelas Azis
siswa berkulit putih berbadan tinggi

"Salam lekum....
Bun bun...ini jangka dan penggarisnya…"
"Ibunu...bagaimana salamnya tadi?"
"Salam lekum...." jawabnya dengan pandang
heran dan lucu

"Sudah benar?..."tayaku sambil tersenyum
"Benar..." sahutnya
"Masa..."kataku
"Benar..."katanya lagi
"Baik Ibnu...coba ulangi..." pintaku
"Salam lekum..." sementara
kawan-kawannya tertawa...
Ibnu…Ibnu…

“Oo…salah ya Bun…
Assalamu alaikum…” ulangnya sambil senyum
dikulum

Selasa, 15 Maret 2011

Rindu

Rindu
kucari di mana rasa itu
tak ketemu
ruang rindu kosong di hatiku
tak ada siapa-siapa
Ah!...

Aku mengeluh?
mengaduh?
terluka?
kecewa?
tidak juga
aku merasa hampa...

Ahahaha...ahahaha...
putus asa?
tidak juga
aku tak tahu kenapa

Kesepian?
tidak lagi...
kayaknya aku bosan
dengan kepura-puraan
tapi tidak benci...

Buat apa...
tak ada gunanya
yang penting aku tak gunakan
topeng yang manapun
kerana aku tak suka
topeng

Ah!...
Di sini aku berhenti
tak ingin apa-apa lagi
cerita padanya pun aku
tak mau lagi
Bukan takut...
bukan...cuma tak ingin lagi
disakiti

Dan aku pun bertanya
di hatiku...
"Apa dia tak lagi punya arti?..."
Ah!...
hatiku ternyata tak mengerti

Dia diam seribu bahasa
tak menjawab apa-apa
dingin...
warnanya biru...kini

Minggu, 13 Maret 2011

Auf Wiedersehen...

Di pandangnya duka lara
yang mengorak di jiwaku
diraba dengan senang tak terkira
dihisapnya darah yang merembes
dari daging luka
dihisap degan suka cita
Brengsek!....
ternyata benar...
benci dan cinta berbatas tipis saja
aku terpinga...kemudian
hilang rasa
tak ada lagi kasih dan cinta untuknya
Aku putuskan pergi...
melangkah dengan pasti
Auf Wiedersehen...

Benci dan Cinta

"Dan Musa mengambil kesimpulan
dari dialognya dengan Allah bahwa
amal yang paling tinggi adalah mencintai
dan membenci karena Allah"

Ya Allah....
kenapa timbul rasa benci di hati ini
yang bukan karena Engkau?...
Kenapa?
kenapa timbul benci karena rasa tersakiti?
kenapa kasih menyingkir pelan-pelan
tapi pasti?

Ampun Ya Allah...
Ampun...
maafkanlah hamba jika ini suatu dosa

Ampun Ya Allah...
Ampun...
rasa kasih di hati hamba tumbuhkan
kecewa karena pedang kata yang sering
dihunjamnya ke jantung hamba

Ampun Ya Allah....
Ampun...
sesungguhnya rasa benci hamba
membuat sukma tambah terluka
karena merobek kesucian
kasih dan cinta
kasih dan cinta yang tak seperti
dalam pandang mereka

Robbana...Ya Robbana...
kenapa dia tega menginjak-injak
harkat hamba sebagai manusia?...
bukan cuma sekali dua

Ampun...Ya Allah...
Ampun...
sampai saat ini hamba masih
tak percaya
sampai saat ini hamba masih
tak menyangka
dan hamba tuduh diri hamba terlalu
perasa

Astagfirullah hal adzim...
kenapa hamba kehilangan dia?
kenapa Ya Allah?...

Wahai Robbku...
yang paling berkuasa membolak-balikkan
hati manusia
hamba ingin semua cuma mimpi
dan suatu saat hamba terjaga

Ampun Ya Allah...
Ampun...
Benarkah benci dan cinta batasnya
hanya tipis saja?

Lewat Peristiwa

Tikas cahaya masuk lewat
jendala
hangat menyapa
ketika deret kata rapi tertata
ada tenang mengalir
seperti air setelah gejolak
rasa menggelontor jiwa
Ah,sebenarnya tak perlu
dihirau angin yang menderu
dan ikut mengacau sistem kimiawi
tubuh...
Maafkan hamba Ya Allah....
bisa-bisanya terlalu dungu
padahal lewat peristiwa
Engkau menyapa
biaskan berjuta cinta
kenapa aku tak bisa menangkap
makna?
maafkan hamba Ya Robbana
maafkan...

Sabtu, 12 Maret 2011

Kali Ini Ternyata...

Tidur sejenak mengendurkan
saraf...
kufikir...jika   terjaga
tubuhku akan baik-baik saja...

Wahai...
kali ini ternyata
air mata tak larutkan duka lara
tidur tak membuat sakit
dalam   sukma terlupa
tidak...

Dan Sang jiwa renyah tertawa
seraya berkata:
"kemana dzikirmu?...
hanya lewat di bibir?...
Ah..."

Jiwa?...
Jiwakah yang bicara?
atau...
Tubuh yang menuntut haknya?

Ya Allah...
jangan biarkan aku dzalim
pada diriku
jangan...Allahku

"Tarik nafas...tarik nafas...
buang perlahan...
buat teh hangat...Ana...
hirup pelan-pelan..." seakan kudengar
Rajawaliku berkata
Ah,itu kenangan saja...

Tapi aku melakukannya
dan  merasa terbantu
Sugesti?...
berangkali...

Allah...Allahku...
jangan biarkan aku sendiri
Kepalaku sakit sekali...
dan nafasku terasa berat
seperti perlu oksigen lagi

"Ahahaha....
dasar bodoh!..." ada yang mengumpat
dalam hati

Ya Allah...Ya Allah...
Ya Rahman...Ya Rahim...
Ya Malik...Ya Quddus...
Ya Salam...Ya Mukmin...
kulawan umpatan itu dengan
senandungkan asmanya...

Allah...Allahku...
selamatkan aku...
jangan biarkan terpedaya

Jumat, 11 Maret 2011

Dzikir

Selamat pagi burung kecil
Lantunkan terus dzikirmu...
Tebarlah sejuk penuhi kalbu
Hiburkan duka lara yang bergayut
di jantugku
luruhkan semua rindu
biarkan hati kita bergetar dalam
alun nada Asma’ulhusna

Kesombongan

”Kemuliaaan adalah pakaian-Ku
Sombong adalah selendang-Ku
Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku
maka aku akan menyiksanya”
(HR Muslim)


Astagfirullah hal adzim...
Ampunkan hamba Ya Arhamarrahimin...
Ampunkan hamba
Jika sombong ada di dalam diri
meski hanya sebesar biji sawi...


Astagfirullah hal adzim...
Betapa Engkau benci akan kesombongan
dalam diri manusia wahai Robbul Idzati
hingga Engkau katakan:
”Tak kan masuk surga Orang yang memiliki
kesombongan di hatinya
walau sebesar dzarrah


Lahaula wa la quwwata illa billah...
Lahaula wa la quwwata illa billah...
hapuskan sombong itu dari kami wahai
Illahi Robbi...

Kamis, 10 Maret 2011

Takabur


Takabur …
Kesalahan makhluk Allah
pertama yang menyebabkannya
terusir dari syurga


Tujuh penyebab takabur
Ilmu…
yang dengannya
manusia jadi merasa lebih mulia

Amal ibadah…
 yang dengannya
manusia jadi merasa pasti selamat
di akhirat

Hasab dan Nasab
Kedudukan dan keturuan
yang dengannya
manusia jadi merasa
lebih terhormat

Al Jamal atau keelokan rupa
yang dengannya
manusia jadi merasa enak saja
menggunjing dan mencela

Al Maal atau kekayaan
yang dengannya
manusia jadi meremehkan sesama

Al Quwwah atau kekuatan
yang dengannya manusia jadi
merasa gagah dan enak saja menekan
yang lemah

Penyebab takabur yang terakhir
adalah Al Atba’ atau pendukung
yang dengannya manusia
menjadi pongah


Takabur…
pertama-tama polah sang iblis
dan sangat berbahaya bagi manusia
karena Allah tak suka ketakaburan
Allah tak suka kesombongan


Ya Allah…sesungguhnya
Kebesaran dan kehormatan adalah
milik-Mu semata
manusia tak berhak merampasnya
Ampuni dan jagalah kami Ya Robbi
karena kami ingin selalu
Engkau kasihi

Rabu, 09 Maret 2011

Bibit-Bibit Kasih



Tiba-tiba kusadari
duka yang menggantung di langit jiwa
sedih dan sentimentil yang meraja
pilu dan bersit kecewa
adalah bibit-bibit kasih yang begitu saja
tumbuh di hati dan memberi warna
di hari yang tersisa

Astagfirullah hal adzim...
jangan dekatkan hamba pada derita
hamba takut...Ya Allah...
hamba tak mau sakit yang sama terulang jua
karena hamba tak seperti yang ada dalam
fikiran mereka
hamba tak butuh apa yang mereka  butuh
kecuali rasa teduh

Ya Allah yang menebar rasa di dalam hati
Pasti Allah mengerti segala yang terlahir
dan tersembunyi
Pasti Allah tahu betapa hamba ingin
selalu Allah sayangi
pasti…
karena itu jagalah setiap langkah kami
bimbinglah Ya Allah…
sepenuh kasih sepenuh sayang
Ya Arhamarrahimin…

Senin, 07 Maret 2011

Waktu


Seperti air mengalir
begitu waktu bergulir
melintasi segala penjuru
tanpa pernah menunggu
gemericiknya tak terdengar
seolah diam…
padahal nyanyinya tak pernah
terulang
dan kita terlena…
lupa akan nilainya


Waktu…
Sebuah kosep yang relatif
Albert Einstein mebuktikan fakta ini
dengan teori relativitasnya
bahwa waktu ditentukan
oleh massa dan kecepatan


Dan Al Qur'an…
Kitab suci yang diturunkan Allah
juga menuliskan
lebih dulu menjelaskan tentang
relativitas waktu:


“Malaikat-malaikat dan Jibril
menghadap kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun”


“Dan  mereka meminta kepadamu
agar azab itu disegerakan
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi
janjinya
Sesungguhya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu
menurut perhitunganmu”


Wal asri…
Demi masa…
Innal Insaana Lafii Khusri..
Sesungguhnya manusia itu
dalam kerugian…


Betul…manusia dalam
kerugian yang nyata karena
sibuk dengan keegoan
dan kediriannnya semata


Astagfirullah hal Adzim…
Tak terasa waktu berlalu
dari detik ke menit
menit ke jam
jam ke hari
hari ke minggu
minggu ke bulan
bulan ke tahun
tak terasa usia kita berkurang jua
sampailah kita pada batasnya
pintu taubat semakin dekat untuk
ditutup


Ya Allah…ampuni kami
wahai Rabbul idzati
ampuni kami Ya Illahi
meski kami malu karena dosa kami
mencapai batas arsy