I
Tak ada tiket?
Aaaaa!....
bagaimana?...
besok mengawas ujian negara...
Ya Allah...
Ayo kita kejar!....
"Tak Sinar Jaya " juga tak apa
yang penting sebelum pagi
sampai Jakarta
Kosong?
Astagfirullah....
tiketnya sudah terjual semua?...
Oo...mari kita kejar tiket kereta
Jam lima?...
Jam lima berangkatnya?...
Astagfirullah....
Trafel!...Trafel saja!
Ya ampun!...
Trafel juga berangkat jam lima
Habislah!...kita....
Kembali ke terminal!
Bagaimana jika ambil tiket ke Cirebon?
dari terminal Cirebon
baru kita teruskan ke Jakarta...
Ya...ya...ya....
mari kita coba!...
Jakarta...Oh...Jakarta...
II
Alhamdulillah...
Cirebon tawarkan solusi
Alhamdulillah...
Tak ada sesal di hati
perjalanan ini sangat berarti
dan aku sangat bersyukur
bisa melewati
Saudaraku kau tumbuhkan
rasa percaya di dalam diri
kau bakar semangatku untuk
bisa nikmati apa yang orang lain
bisa nikmati
Rahmat Allah buatku juga
karena Allah pun menyayangiku
Aku percaya katamu:
"Kuncinya ikhlas serta mampu
menerima
sebentuk apapun yang ada"
III
Ingat kemarin
rasanya ingin tertawa terbahak
Aku kagum pada diriku
pada keberanian dan semangat
yang tumbuh
Aku hampir tak percaya yang kemarin
itu aku
Dari desa Banjar Sari
naik mobil cowak ke Owabong
Sebuah mobil bak terbuka
pengangkut pasir sekaligus palawija
duduk di belakang bersama
anak-anak Ibu Lurah
berkaus coklat
memakai topi dan kaca mata hitam
dengan sadal jepit hijau perek
yang entah milik siapa dari rumah
kepala desa
ahahaha...ahahaha...
tak ada beban apa-apa
seperti latihan jadi orang gila
ahahaha...ahahaha...
selamat tinggal dulu ROHDE
DAN KICKERS ku
Sandal jepit yang sudah butut ini
mengalirkan nyaman...ke hati
Aku merasa bahagia...
bernyanyi dan tertawa
tak malu bersandal jepit ke tempat
wisata
Aku berenang penuh suka cita
tak kurasa pandangan aneh
pada diriku
biasa saja...semua biasa saja...
bahagia ada di hati ternyata
IV
Gemericik air di kali kecil
seakan memanggil
tawarkan segar
basuhkan wajah dan tubuh berpeluh
V
Daun-daun bambu bergoyang pelan
dihembus angin petang
pohon angsana berjajar tumbuh
bersama nyiur dan petai cina
yang diselimutii lumut kerak batang-batangnya
VI
Ini Ciregol,Kanda
daerah dengan jembatan rusak
Penumpang bus yang laki-laki
mesti turun untuk mengurangi beban
bus berhenti menunggu giliran jalan
Ada ngeri...di hati akan lewat jalan
begitu curam
Astagfirullah hal adzim...
tubuhku gemetar...traumaku
kembali ingat kejadian terlempar
ke jurang di Ajibarang
tempo hari
Terngiang suaramu saudaraku
"Aku harus belajar memaknai
apa pun yang terjadi"
dan kuucap:
"Lahaula walaquwwata illa billah...."
VII
Ciregol lewat...
Alhamdulillah...kami selamat
Lima gunung terlihat tersenyum
dari lintasan rel kereta api
Padi-padi masih pendek sudah bernas
tebarkan janji
VIII
Oow...daerah bawang
harum-harum pedas dan segar
tercium sampai ke dalam bus
Di pinggir jalan pada tikar lusuh
kecoklatan bawang-bawang digelar
cantik seperti sanggul perempuan
IX
Di kaki gunung
bunga-bunga tebu asyik bergoyang
pada masing-masing tandan
tertiup angin silir yang mengalir
jadi seperti penari dengan senyum di bibir
Warnanya indah putih kecoklatan
di bawah mendung menggantung
X
Kali kecil di sisi pematang
berair coklat mengalir tenang
Di seberangnya petani dengan caping tua
jalan melenggang
mencuci tangan kemudian makan siang
XI
"Karacang...kacang...kacang...
Tarahu...tahu...tahu..." pedangang
asongan menawarkan jajanan
"Mangga Ibu...tissue...aqua...Mizon ge aya..."
lanjutnya dengan harapan terbaca
"Moal Kang...
masih aya cai..."jawabku
"iye cai tiis...ibu"
"Iye ge tiis..."jawabku lagi sambil memberi
senyum manis
XII
Seorang pengamen naik
memberi salam dan memetik gitarnya
menyanyi penuh perasaan
sayang...agaknya dia tak hafal
syair-syair yang dilagukan
sehingga diganti menurut rasa hati
Aah...
satu lagu...dua lagu...
kemudian dinyanyikannya "Besame Mucho"
Alah maaa...kkk...
enak pisan...
membuatku tak tahan tidak ikutan
"Lagi Bang...lagi...
teruslah bernyanyi..." pintaku
membuatnya senyum senang
"Malam ini kasih teringat aku padamu"
bla...bla...bla...
Oo...aku senang...sekali mendengarnya
dan kami nyanyi berdua
Kenapa aku ya?
stres apa sudah gila?...
ahahaha...ahahaha...
cuek maninglah...cuek maning...
Usai lagu keempat dia berkata:
"Terima kasih Ibu...untuk partisipasinya"
tapi dia tak asongkan kantong permen
penampung saweran padaku
Dalam hati aku bergumam:" C S an...."
"Abang...sini bang..."panggilku membuatnya
kembali
Kuberikan selebar uang lima ribuan
sementara gadis kecil disebelahku protes
"Kok banyak amat...Bude..."
"Enggak...gak banyak...
nyanyinya enak kan?" kataku
gadis kecil senyum setuju dan pengamen
itu lagi-lagi berkata:
"Terima kasih Ibu..."
XIII
"Ayo tarik Pir..." teriak tukang karcis
dan bus pun pelan - pelan begerak
tinggalkan terminal menyeruak jalan ramai
"Bismillahirrahmanirrahim...
mari kita berdoa Nesya" ajakku pada gadis
kecil disisi kiriku:
"Bismillahi tawakkaltu Alalloh...
Lahaula wala quwwata illa billah..."
XIV
Jalan penuh sesak
padat merayap
Bagaimana ini?
Jam berapa akan sampai Jakarta
nanti?
Ah...bisa-bisa setelah berpakaian
tertidur lagi...
Jadi ingat petualangan ke Lampung
tempo hari
padat merayap seperti ini
tiba di rumah jam enam pagi
mandi, sikat gigi, berpakaian dan tertidur
lagi hingga senja hari
ahahaha...ahahaha...
tak boleh terulang lagi...
Tobil....tobil....
ngeri rasa menggigil
besok ujian negara bagi para siswa
tak boleh lalai!...
sebagai abdi negara
Ah...
"Ambil jalan alternatif!..."kudengar
kondektur berkata setengah memerintah
pada pak sopir
"Lurus!...terus....
kanan!...masuk pelan-pelan!..."
abang kondektur seperti ambil alih
pimpinan dan pak sopir patuh
tuh...tuh..tuh...
aah....
Bus masuk daerah berpohon besar-besar
menghutan
di kanan jalan kali besar dan lebar
airnya meluber berwarna kecoklatan
Ya Allah...mulai gelap dan seram...
Ketegangan yang mendekap erat
sejak berangkat memacu kadar gulaku
keinginan pipis terus mengganggu
tapi di mana hendak berhenti?
apa ada pom bensin di dekat sini?...
Ya Allah...mati!...aku...
Gadis kecil di sebelahku
lelap tertidur karena lelah
kepalanya nyuruk ke bawah ketiak
timbulkan geli dan menambah rasa ingin
pipis menjadi-jadi
"Aduh nak...
bunda tak kuat..." gumamku dalam hati
Bledug!...bledug!...
bus bergerak terangguk-angguk
lewati jalan berlubang dan menghantam
batuan
setiap goyangan istigfar berloncatan
meningkah geri dalam menikam
seram...seram...
"Yan....aku gak kuat..." berbisik aku pada
teman seperjalanan
"Kenapa?..." tanyanya
"Aku mu pipis lagi...
ah, bisa pingsan....nih..."
"Ya, nanti aku bilang pada pak sopir...
Kamu masih ada aqua?" temanku bertanya
"Ada...nih...buat apa?" ujarku
"Ya buat cebok kamu!..."
"Ada...ada...tapi mau di mana?"
"Nanti kita fikirin...
Xi...xi...xi..."
Aku sedih...melihat penumpang lain
tenang-tenang
ngiri....meraja dalam hati
kenapa aku mesti begini?...
"Tin...tin...tin..." klakson pak sopir
bunyikan karena di depan truk
sarat muatan melaju pelan
"Lewati!..." kudengar aba aba diberi lagi
"Siut!...siut!..." mobil truk dilewati
diiring istigfar berkali kali
"Pom bensin,Yan...
liat-liat pom bensin!" kataku
adu...du...du...du....
"Aaa!...pom bensin!..." setengah berteriak
aku setelah terpinga
tapi pom bensin impian sudah jauh
tertiggal di belakang
rasa lemas ketinggalan
"Pak Sopir...Pak...
kalau lewat pom bensin lagi berhenti ya?" pintaku
"Kenapa Bu?" tanya pak sopir
"Saya gak kuat Pak..." kataku
"Ada yang kebelet Pak!...' ujar temanku
"Tadi pom bensin..." kata pak sopir
"Ya Pak, saya terkesima..." ujarku
Aduh...menggelinjang rasa tak tahan
Astagfirullah hal adzim....
ampuni aku...Ya arhamarrohimin...
ampun..."
Jalan ke depan semakin rusak
membuat bus semakin bergoyang
mataku panas menahan tangis
rasa sedih mengiris iris
"Duh...mati aku!...
wahai....
adu...duuu..." meratap-ratap hatiku
bagaimana kalau terpipis di bangku?...
tak mungkin!...bisa kutahankan
perasaan malu...
"Sabar ya Bu...
sebentar ada pom lagi" hibur pak sopir
membuat bibirku mengucap hamdalah
berkali kali
ungkapkan rasa syukur dari kedalaman
hati
Tak lama mobil masuk
tempat yang kudambakan
aku pun meloncat begitu pintu di bukakan
hampir jatuh dalam gembira
yang membuatkau sangat ingin bersegera
Aku berlari tak fikir apa-apa
tak peerduli sesiapa
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
"Allahumma inni audzubika
minal hubutsi wal chobaits..."
belum selesai berdoa aku sudah pipis
ngucur terus tak habis-habis
Pintu diketuk dari luar
aku cuma bilang:
"Maaf....sabar ya...sabar...."
Uuuu...hhh...
legaaa...
Alhamdulillah Ya Allah...
Lagi-lagi aku terkesima
di depan toilet sudah begitu panjang
antrian teman seperjalanan...
Aah...kukira yang mau pipis
aku saja...
Kok bisa....mereka menahan tanpa
suara
Apa aku yang "Lebay?"
ahahaha...ahahaha....
Minggu, 01 Mei 2011
Jumat, 08 April 2011
Bukan Cuma Milik Yang Muda
Usai waktu shalat Jum'at
bersama tujuh kawan menyusuri jalan
menuju R.S. dr Mintoharjo
dari Danau Limboto
menjenguk anak teman yang operasi sinus
pagi tadi
Tiba-tiba seorang teman bergegas
jalan ingin paling depan dan berkata:
"Siap!...grak!...
Kiri!...kiri!...kiri!...
Ayo yang gendut!...luruskan!..."
"Ahahahaha...." tertawa kami bersama-sama
"Awas!...jangan ganggu Maharani
nanti mengadu pada Maharaja"seru Ibu N
sambil tertawa
"Maharani sekarang gak gendut lagi
sudah selangsing Kris Dayanti"
ujar Ibu M menimpali
"Ahahaha...nanti malam juga terbit di FB
disiksa teman jalan kaki" goda Ibu A
"Terus marah ... deh Maharaja...
mengetahui Maharani tersiksa"sambut Ibu H
diikuti tawa haha hihi ramai sekali
"Untung gak lewat kantor surat kabar
kalau lewat...
besok ada berita Maharani jalan kaki" Bapak A
ikut juga angkat bicara
"Enggak kaleee...
sekarang aku sudah biasa jalan kaki
makanya langsing begini..."
"Xi...xi....xi..." derai tawa ditahan dari kawan-kawan
tak berhenti
Ada hangat mengalir di jiwa...
canda...ternyata memang bukan cuma
milik yang muda
bersama tujuh kawan menyusuri jalan
menuju R.S. dr Mintoharjo
dari Danau Limboto
menjenguk anak teman yang operasi sinus
pagi tadi
Tiba-tiba seorang teman bergegas
jalan ingin paling depan dan berkata:
"Siap!...grak!...
Kiri!...kiri!...kiri!...
Ayo yang gendut!...luruskan!..."
"Ahahahaha...." tertawa kami bersama-sama
"Awas!...jangan ganggu Maharani
nanti mengadu pada Maharaja"seru Ibu N
sambil tertawa
"Maharani sekarang gak gendut lagi
sudah selangsing Kris Dayanti"
ujar Ibu M menimpali
"Ahahaha...nanti malam juga terbit di FB
disiksa teman jalan kaki" goda Ibu A
"Terus marah ... deh Maharaja...
mengetahui Maharani tersiksa"sambut Ibu H
diikuti tawa haha hihi ramai sekali
"Untung gak lewat kantor surat kabar
kalau lewat...
besok ada berita Maharani jalan kaki" Bapak A
ikut juga angkat bicara
"Enggak kaleee...
sekarang aku sudah biasa jalan kaki
makanya langsing begini..."
"Xi...xi....xi..." derai tawa ditahan dari kawan-kawan
tak berhenti
Ada hangat mengalir di jiwa...
canda...ternyata memang bukan cuma
milik yang muda
Upacara Bendera
Akhirnya upacara bendera jadi juga
setelah dua minggu ditunda-tunda
karena ujian sekolah kelas sembilan
Para petugas disiapkan
giliran siswa kelas delapan
wajah tegang kelihatan
khawatir tugas tak lancar dijalankan
"Bunda...doakan kami ya?" pinta para
siswa pengerek bendera
"Tentu sayang....
tenang aja kaleee..." jawabku mencoba
menenangkan sambil melemparkan
senyum yang kurasa menawan
(ahahahaha...)
"Upacara penaikan bendera
Senin , 4 April 2011
pasukan disiapkan" terdengar Dhea nona protokol
berbicara lewat pengeras suara
"Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara"
kulihat Irfan siswaku melangkah
dengan gagah
"Pembina upacara memasuki lapangan upacara"
lalu aku pun melangkah tak kalah gagah
ah...ah...aah...
mantap surantap....
"Pengibaran sang saka merah putih
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya"
Nahda,Friska, dan selly berjalan kompak sekali
"tep...tep...tep..."melangkah dengan pasti
Sampai di tiang bendera tali-tali di pasang
senyum manis tiga gadis mengambang
memancar rasa percaya diri yang besar
kelihatan hilang perasaan gamang
"Reeee...ttt...." bendera ditarik ujung atas
dan bawah penuh semangat sementara
Nahda berkata:"Bendera Siap...."
Tetapi ala maaaa...kkk....
sebelum lagu Indonesia Raya berkumandang
ramai ramai peserta upacara tertawa
bersama membahana....
Oo...Oo...ada apa?...
Masya Allah...
tali penggerek putus menggantung-gantung
di udara sementara sang saka terkulai lemah
dan petugas pengerek bendera pucat pasi semua
(Terlalu semangat....jadi celaka....
du...du...duh....aku tak tega....)
"Peserta upaca tetap dalam keadaan
siap!" ujarku sementara pelatih paskibra
mengambi kursi dan kain pel bertangkai untuk
meraih tali
"Tak bisa Bu...
harus yang berkait..." kata petugas kebersihan
sekolah
"Aduh....aduh...gimana?...." para pengerek
bendera tambah gelisah
membuatku turun dari podium menenangkan
"Tak apa...tak apa...bukan salah kalian...
tenang saja..." ujarku pelan
Petugas kebersihan yang lain pun datang
dengan galah berkait
tali diusahakan turun tak bisa juga
lalu pembina paskibra berkata
"Manjat Mas...manjat saja..."
"Ya...manjat....manjat Mas..."pintaku juga
Mas Deni nama petugas tadi tak berfikir
panjang lagi
memanjat ....bergerak tangkas meraih
tali sementara peserta upacara tak tahan kembali
tertawa tergelak-gelak membahana
"Mas Deni!...Deni! ...Deni!..."
berteriak teriak peserta memberi semangat
dan ramai ramai bertepuk riuh saat tali
tertangkap dan Mas Deni turun cepat sekali
Aaaaaaa.....hhhhh....
terdengar helaan nafas lega bersama-sama...
"Upacara dilanjutkan!
siapkan pasukan!..." perintahku pada
pemimpin upacara dengan rasa geli kutahan...
(Bodong...deh....
ahahaha...ahahaha....)
setelah dua minggu ditunda-tunda
karena ujian sekolah kelas sembilan
Para petugas disiapkan
giliran siswa kelas delapan
wajah tegang kelihatan
khawatir tugas tak lancar dijalankan
"Bunda...doakan kami ya?" pinta para
siswa pengerek bendera
"Tentu sayang....
tenang aja kaleee..." jawabku mencoba
menenangkan sambil melemparkan
senyum yang kurasa menawan
(ahahahaha...)
"Upacara penaikan bendera
Senin , 4 April 2011
pasukan disiapkan" terdengar Dhea nona protokol
berbicara lewat pengeras suara
"Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara"
kulihat Irfan siswaku melangkah
dengan gagah
"Pembina upacara memasuki lapangan upacara"
lalu aku pun melangkah tak kalah gagah
ah...ah...aah...
mantap surantap....
"Pengibaran sang saka merah putih
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya"
Nahda,Friska, dan selly berjalan kompak sekali
"tep...tep...tep..."melangkah dengan pasti
Sampai di tiang bendera tali-tali di pasang
senyum manis tiga gadis mengambang
memancar rasa percaya diri yang besar
kelihatan hilang perasaan gamang
"Reeee...ttt...." bendera ditarik ujung atas
dan bawah penuh semangat sementara
Nahda berkata:"Bendera Siap...."
Tetapi ala maaaa...kkk....
sebelum lagu Indonesia Raya berkumandang
ramai ramai peserta upacara tertawa
bersama membahana....
Oo...Oo...ada apa?...
Masya Allah...
tali penggerek putus menggantung-gantung
di udara sementara sang saka terkulai lemah
dan petugas pengerek bendera pucat pasi semua
(Terlalu semangat....jadi celaka....
du...du...duh....aku tak tega....)
"Peserta upaca tetap dalam keadaan
siap!" ujarku sementara pelatih paskibra
mengambi kursi dan kain pel bertangkai untuk
meraih tali
"Tak bisa Bu...
harus yang berkait..." kata petugas kebersihan
sekolah
"Aduh....aduh...gimana?...." para pengerek
bendera tambah gelisah
membuatku turun dari podium menenangkan
"Tak apa...tak apa...bukan salah kalian...
tenang saja..." ujarku pelan
Petugas kebersihan yang lain pun datang
dengan galah berkait
tali diusahakan turun tak bisa juga
lalu pembina paskibra berkata
"Manjat Mas...manjat saja..."
"Ya...manjat....manjat Mas..."pintaku juga
Mas Deni nama petugas tadi tak berfikir
panjang lagi
memanjat ....bergerak tangkas meraih
tali sementara peserta upacara tak tahan kembali
tertawa tergelak-gelak membahana
"Mas Deni!...Deni! ...Deni!..."
berteriak teriak peserta memberi semangat
dan ramai ramai bertepuk riuh saat tali
tertangkap dan Mas Deni turun cepat sekali
Aaaaaaa.....hhhhh....
terdengar helaan nafas lega bersama-sama...
"Upacara dilanjutkan!
siapkan pasukan!..." perintahku pada
pemimpin upacara dengan rasa geli kutahan...
(Bodong...deh....
ahahaha...ahahaha....)
Dalam Gelap
Ada keinginan berbincang
tapi datang gamang mengambang
timbul rasa bimbang...
takut akan terjadi perang
Dan aku diam rasakan lara
menggelontor sukma
sunyi...bertahta meraja
Robbana...Ya Robbana...
betapa sepi hari-hari hamba tanpa dia
Seandainya waktu dapat ditarik
ulang...
Aku ingin dia di sini
hingga aku tak perlu lagi sesiapa
yang membuat orang terluka
Robbana...Ya Robbana...
sesungguhnya aku tak seperti
yang mereka sangka
tidak...aku tak butuh apa
yang orang lain butuh
Aku tak ingin apa yang orang lain punya
Aku hanya butuh rasa teduh
Namun inginku mendekatkan pada derita
pada nestapa yang tak ada ujungnya
kerana mereka tak faham
bahasa jiwa yang aku punya
Dalam gelap...
kuusap hatiku yang terluka
mengucur darah
merebak merah
Ah, andai engkau masih ada
dalam diam pun kita bisa bicara
terpisah pulau pun terjembatani
rasa saling percaya
Rajawaliku...
dalam gelap ini aku ingin engkau ada
di sini menemani
memeluk erat mendekap hangat
Sementara aku juga tak mau
istirahatmu terganggu
membuatku menangis sendiri
tersedu
tapi datang gamang mengambang
timbul rasa bimbang...
takut akan terjadi perang
Dan aku diam rasakan lara
menggelontor sukma
sunyi...bertahta meraja
Robbana...Ya Robbana...
betapa sepi hari-hari hamba tanpa dia
Seandainya waktu dapat ditarik
ulang...
Aku ingin dia di sini
hingga aku tak perlu lagi sesiapa
yang membuat orang terluka
Robbana...Ya Robbana...
sesungguhnya aku tak seperti
yang mereka sangka
tidak...aku tak butuh apa
yang orang lain butuh
Aku tak ingin apa yang orang lain punya
Aku hanya butuh rasa teduh
Namun inginku mendekatkan pada derita
pada nestapa yang tak ada ujungnya
kerana mereka tak faham
bahasa jiwa yang aku punya
Dalam gelap...
kuusap hatiku yang terluka
mengucur darah
merebak merah
Ah, andai engkau masih ada
dalam diam pun kita bisa bicara
terpisah pulau pun terjembatani
rasa saling percaya
Rajawaliku...
dalam gelap ini aku ingin engkau ada
di sini menemani
memeluk erat mendekap hangat
Sementara aku juga tak mau
istirahatmu terganggu
membuatku menangis sendiri
tersedu
Aku Mau Engkau Tahu
Dengan bahagia aku cerita
tentang pertemuan kita tadi malam
seperti air sejuk yg mengair di tenggorokanku
saat berbuka puasa
seperti keindahan mega berarak
di angkasa
seperti kecantikan mawar saat kelopaknya
merekah
seperti nyanyi burung-burung sahabat kita
ketika pagi membuka gerbang hari
Seperti....seperti...ah...
sebenarnya tak cukup kata melukiskan
gejolak rasa
Rajawali...dapatkah kau raba bagaimana
datak hati dalam selimut berjuta rindu?...
Astagfirullah...
Aku mau engkau tahu
kasih masih terpelihara
tentang pertemuan kita tadi malam
seperti air sejuk yg mengair di tenggorokanku
saat berbuka puasa
seperti keindahan mega berarak
di angkasa
seperti kecantikan mawar saat kelopaknya
merekah
seperti nyanyi burung-burung sahabat kita
ketika pagi membuka gerbang hari
Seperti....seperti...ah...
sebenarnya tak cukup kata melukiskan
gejolak rasa
Rajawali...dapatkah kau raba bagaimana
datak hati dalam selimut berjuta rindu?...
Astagfirullah...
Aku mau engkau tahu
kasih masih terpelihara
Minggu, 03 April 2011
Mimpi
Sejak kau pergi
ini kali ke dua kau datang dalam wujudmu
Rajawaliku....
kita berdekatan...
saling memandang...
tapi tanpa peluk dan cium di pipi dan keningku
Ada rindu yang terpuaskan melihat
rupamu...
berada di sisimu...
Ah tapi apa yang kita bicarakan?
aku tak ingat...
tak ingat...
Apa kita tak bicara apa-apa?
ah...apa kau tak suka akan perasaan
yang tumbuh di dalam jiwa?
Aku tak mengerti,Rajawaliku
tapi aku tahu engkau tak marah
Kasihmu terlau besar untuk marah
apa lagi untuk kasar
bagaimana tidak?...
jika yang salah saja jadi benar?
ini kali ke dua kau datang dalam wujudmu
Rajawaliku....
kita berdekatan...
saling memandang...
tapi tanpa peluk dan cium di pipi dan keningku
Ada rindu yang terpuaskan melihat
rupamu...
berada di sisimu...
Ah tapi apa yang kita bicarakan?
aku tak ingat...
tak ingat...
Apa kita tak bicara apa-apa?
ah...apa kau tak suka akan perasaan
yang tumbuh di dalam jiwa?
Aku tak mengerti,Rajawaliku
tapi aku tahu engkau tak marah
Kasihmu terlau besar untuk marah
apa lagi untuk kasar
bagaimana tidak?...
jika yang salah saja jadi benar?
Perasaan Apa ini?...
Perasaan apa ini?...
Ah, resah dan gelisah
desir aneh dalam darah
rindu?...
entah...
tapi membuat jengah...
Aah...
Dalam diam mata terpejam
ingin...merasa faham
Rajawali...
rasa apa ini?...
aku takut sekali
Aku menoleh ke kanan
tempat fotomu ajeg terpampang
mengharap kuat dan tenang
engkau tebarkan
tapi engkau hanya diam
dengan sorot mata tajam
Rajawali...
senyumlah...biar aku tak merasa
sendirian
Aah...apa engkau tiada
berkenan?...
Kenapa?
apa ini suatu dosa?...
terngiang perkataan seorang teman;
"Aku ini laki-laki...
bicara dari sudut pandang laki-laki"
aah...diam!...
diam!...diam!...diaaaa!...mmm...
Ah, resah dan gelisah
desir aneh dalam darah
rindu?...
entah...
tapi membuat jengah...
Aah...
Dalam diam mata terpejam
ingin...merasa faham
Rajawali...
rasa apa ini?...
aku takut sekali
Aku menoleh ke kanan
tempat fotomu ajeg terpampang
mengharap kuat dan tenang
engkau tebarkan
tapi engkau hanya diam
dengan sorot mata tajam
Rajawali...
senyumlah...biar aku tak merasa
sendirian
Aah...apa engkau tiada
berkenan?...
Kenapa?
apa ini suatu dosa?...
terngiang perkataan seorang teman;
"Aku ini laki-laki...
bicara dari sudut pandang laki-laki"
aah...diam!...
diam!...diam!...diaaaa!...mmm...
Sabtu, 02 April 2011
Kepada Ananda Datok Aan Dinejad Sawang
Aan anakku sayang
biarkan dia ambil jalannya sendiri
jangan engkau pengaruhi
Itu bukan berarti engkau tak berjuang
wujudkan keinginan
bukan...
bukan begitu
Ingat olehmu,anakku
Ar Rum:21:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"
Sayang anakku...
jika dia cintakan engkau
tak mungkin akan pergi dan memilih yang lain lagi
kerana cinta tak kuasa menyakiti
Barangkali...dia bukan yang Allah pilihkan
untukmu
Yakinlah anakku
Humaira tak cuma satu...
masih banyak Humaira lain yang bisa Kau pilih
jadi jangan biarkan hatimu berlarut pedih
kerana apa yang baik menurut kita
belum tentu menurut-Nya
Aan yang baik,jangan malu atau gusar
jika masih ada rasa cinta di dada
biarkan...masih teraba detak dan hangatnya
biarkan...tapi tak usah pelihara...
wujudkan saja dalam rasa rela untuk kebahagiaannya
dan kebahagiaanmu juga
Kebahagian itu akan terpelihara jika dipenuhi
sinaran damai atau sakinah
Jika saling cinta atau mawaddah
tak bertepuk cuma sebelah
jika saling kasih sayang atau warahmah
Semoga cinta yang datang padamu nanti
langgeng selamanya mitsaqan ghalidzha....
Amin...Ya Allah...
Perkenankan anakku bahagia...
biarkan dia ambil jalannya sendiri
jangan engkau pengaruhi
Itu bukan berarti engkau tak berjuang
wujudkan keinginan
bukan...
bukan begitu
Ingat olehmu,anakku
Ar Rum:21:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"
Sayang anakku...
jika dia cintakan engkau
tak mungkin akan pergi dan memilih yang lain lagi
kerana cinta tak kuasa menyakiti
Barangkali...dia bukan yang Allah pilihkan
untukmu
Yakinlah anakku
Humaira tak cuma satu...
masih banyak Humaira lain yang bisa Kau pilih
jadi jangan biarkan hatimu berlarut pedih
kerana apa yang baik menurut kita
belum tentu menurut-Nya
Aan yang baik,jangan malu atau gusar
jika masih ada rasa cinta di dada
biarkan...masih teraba detak dan hangatnya
biarkan...tapi tak usah pelihara...
wujudkan saja dalam rasa rela untuk kebahagiaannya
dan kebahagiaanmu juga
Kebahagian itu akan terpelihara jika dipenuhi
sinaran damai atau sakinah
Jika saling cinta atau mawaddah
tak bertepuk cuma sebelah
jika saling kasih sayang atau warahmah
Semoga cinta yang datang padamu nanti
langgeng selamanya mitsaqan ghalidzha....
Amin...Ya Allah...
Perkenankan anakku bahagia...
Rabu, 30 Maret 2011
Kadal Ketemu Buaya
Sambil sarapan pagi
sementara banyak waktu karena
tak mengawas
kami bincang-bincang santai
merintang waktu sebelum tenggelam
dalam kesibukan sendiri-sendiri
entah koreksi,menyusun soal,buat artikel
sampai berkutat di depan layar monitor
buka-buka fb...
"Na, kemarin Bapak L cerita
harus hati-hati dengan wanita cantik..." kawanku
melempar topik menarik perhatian
"Kenapa?..."
"iya, banyak dalam waktu belakangan ini
wajah cantik digunakan untuk
memperlancar modus kejahatan"
"Maksudnya?.."
"Wah... tak tahu kamu yang sekarang sedang ngetrend?"
"Ya gimana?" lagi-lagi aku bertanya
"Si cantik itu suka nyetop motor
minta diantar ke suatu tempat
lalu bilang tak punya uang
tak bisa bayar ongkos ojekan"
"Lalu?..." tanya seorang lagi temanku
Si cantik akan bilang:
"Maaf,Bang...
saya tak punya uang
walau berat hati...
bagaimana jika ongkosnya diganti nenen...mau gak?..."
"Haaa...hhh?..." terdengar suara
terperanjat keheranan berbarengan
"Lalu...lalu....?" ramai-ramai terdengar
tanya bernafsu
ingin tahu...
(Ah...maaf...maaf...bukan mau bicara
yang tak patut...
maaf ya...)
"Nenennya sudah di kasih bius...
membuat si Abang pingsan!...
kemudian motornya dilarikan..."
"Aaa...dasar laki-lakinya juga hidung belang!...
mau-maunya!...."
"Kemudian bagaimana?...
kok sampai cerita ini beredar?" tanya teman lagi
"Si abang ngadu pada polisi
menceritakan yang terjadi..."
"Aa...hh...rakus....!" ujar seorang teman
"Rasahin!..."kata teman lain
"Nennennn...."
"ahahaha....ahahaha....kadal ketemu buaya...."
sementara banyak waktu karena
tak mengawas
kami bincang-bincang santai
merintang waktu sebelum tenggelam
dalam kesibukan sendiri-sendiri
entah koreksi,menyusun soal,buat artikel
sampai berkutat di depan layar monitor
buka-buka fb...
"Na, kemarin Bapak L cerita
harus hati-hati dengan wanita cantik..." kawanku
melempar topik menarik perhatian
"Kenapa?..."
"iya, banyak dalam waktu belakangan ini
wajah cantik digunakan untuk
memperlancar modus kejahatan"
"Maksudnya?.."
"Wah... tak tahu kamu yang sekarang sedang ngetrend?"
"Ya gimana?" lagi-lagi aku bertanya
"Si cantik itu suka nyetop motor
minta diantar ke suatu tempat
lalu bilang tak punya uang
tak bisa bayar ongkos ojekan"
"Lalu?..." tanya seorang lagi temanku
Si cantik akan bilang:
"Maaf,Bang...
saya tak punya uang
walau berat hati...
bagaimana jika ongkosnya diganti nenen...mau gak?..."
"Haaa...hhh?..." terdengar suara
terperanjat keheranan berbarengan
"Lalu...lalu....?" ramai-ramai terdengar
tanya bernafsu
ingin tahu...
(Ah...maaf...maaf...bukan mau bicara
yang tak patut...
maaf ya...)
"Nenennya sudah di kasih bius...
membuat si Abang pingsan!...
kemudian motornya dilarikan..."
"Aaa...dasar laki-lakinya juga hidung belang!...
mau-maunya!...."
"Kemudian bagaimana?...
kok sampai cerita ini beredar?" tanya teman lagi
"Si abang ngadu pada polisi
menceritakan yang terjadi..."
"Aa...hh...rakus....!" ujar seorang teman
"Rasahin!..."kata teman lain
"Nennennn...."
"ahahaha....ahahaha....kadal ketemu buaya...."
Kemuliaan
(Buat Maharaja,Adik kami terkasih)
Roda berputar....
itu benar,Saudaraku
Dan sekarang Engkau di atas
"Kemuliaan datang padamu"
semua indah pada saatnya
Kamu ingat saudaraku?
Papi pernah berkata:
"Cepat atau lambat
kebenaran akan menampak nyata
datang pada kita
tak sesiapapun bisa mencegahnya"
Lain waktu papi berkata lagi:
"Dukung saudaramu
kalian harus! saling membela
harapan papi kalian jadi semua"
Lihat Pi, sekarang Maharaja
sudah jadi
Papi lihat bukan?
tersenyumlah...Rajawali
tersenyum dan bahagia
karena satu lagi cita-cita papi terlaksana
harapan kita semua
Mimpi tak cuma sekedar mimpi saja
yang menguap saat kita terjaga
Saudaraku,adikku sayang
tetaplah seperti dulu
sederhana,bersahaja,dan memegang amanah
tetap jadilah terpercaya
Engkau...kita... telah terlalu menderita
mengerti artinya sengsara
faham rasanya dizhalimi
mengerti pedihnya ditidak adili
sehingga Engkau pasti mengerti bagaimana
seharusnya jadi pemimpin
Doa kami selalu untukmu
harapan kami sandarkan padamu
semoga Allah senantiasa membimbingmu
membimbimbing kita semua
Saudaraku,adikku sayang
ingatlah:
"Allah Berikan kemulian kepada siapa
yang Dia kehendaki
dan mencabut kemuliaan dari siapa
yang Dia kehendaki"
Roda berputar....
itu benar,Saudaraku
Dan sekarang Engkau di atas
"Kemuliaan datang padamu"
semua indah pada saatnya
Kamu ingat saudaraku?
Papi pernah berkata:
"Cepat atau lambat
kebenaran akan menampak nyata
datang pada kita
tak sesiapapun bisa mencegahnya"
Lain waktu papi berkata lagi:
"Dukung saudaramu
kalian harus! saling membela
harapan papi kalian jadi semua"
Lihat Pi, sekarang Maharaja
sudah jadi
Papi lihat bukan?
tersenyumlah...Rajawali
tersenyum dan bahagia
karena satu lagi cita-cita papi terlaksana
harapan kita semua
Mimpi tak cuma sekedar mimpi saja
yang menguap saat kita terjaga
Saudaraku,adikku sayang
tetaplah seperti dulu
sederhana,bersahaja,dan memegang amanah
tetap jadilah terpercaya
Engkau...kita... telah terlalu menderita
mengerti artinya sengsara
faham rasanya dizhalimi
mengerti pedihnya ditidak adili
sehingga Engkau pasti mengerti bagaimana
seharusnya jadi pemimpin
Doa kami selalu untukmu
harapan kami sandarkan padamu
semoga Allah senantiasa membimbingmu
membimbimbing kita semua
Saudaraku,adikku sayang
ingatlah:
"Allah Berikan kemulian kepada siapa
yang Dia kehendaki
dan mencabut kemuliaan dari siapa
yang Dia kehendaki"
Sabtu, 26 Maret 2011
Waktu Yang Tinggal
Selamat pagi burung-burung kecil
Kalian tahu sahabat?...
pagi ini aku bahagia...
membaca tulisannya
Dia telah kembali seperti yang kemarin kutahu
dan mungkin memang tak ada yang berubah
aku saja yang terlalu takut kehilangan
lupa...sewaktu-waktu aku, kalian,juga siapapun...
tak luput dari intaian
Ku sadari kini...
setiap hari langkah memang bertambah maju
dan kita akan sampai pada tujuan akhir
kehidupan
Rambut yang memutih,gigi yang tanggal,
tubuh yang melemah
adalah tanda-tanda dari-Nya
supaya kesadaran kita bertambah
jadi memang benar...tak perlu kita hitung
berapa lama lagi waktu yang tinggal
Waktu mengalir seperti air
seperti angin yang mendesir
menyisir segala dalam simfoni
melenakan
Ah...kini kami menuju jingga senja-Nya
Insya Allah...kami terima dengan ikhas
sabar dan tawakal
karena tak sesiapa jua bisa menghindar
Ya Allah...jika sampai waktunya
peluk dan selimuti kami dalam hangat cinta-Mu
dalam lembut dekap kasih-Mu
istirahatkan dalam kenyamanan sampai saat
kami dibangkitkan di hari yang Engkau janjikan
Sejahterakan kami dinegeri-Mu yang abadi
Kalian tahu sahabat?...
pagi ini aku bahagia...
membaca tulisannya
Dia telah kembali seperti yang kemarin kutahu
dan mungkin memang tak ada yang berubah
aku saja yang terlalu takut kehilangan
lupa...sewaktu-waktu aku, kalian,juga siapapun...
tak luput dari intaian
Ku sadari kini...
setiap hari langkah memang bertambah maju
dan kita akan sampai pada tujuan akhir
kehidupan
Rambut yang memutih,gigi yang tanggal,
tubuh yang melemah
adalah tanda-tanda dari-Nya
supaya kesadaran kita bertambah
jadi memang benar...tak perlu kita hitung
berapa lama lagi waktu yang tinggal
Waktu mengalir seperti air
seperti angin yang mendesir
menyisir segala dalam simfoni
melenakan
Ah...kini kami menuju jingga senja-Nya
Insya Allah...kami terima dengan ikhas
sabar dan tawakal
karena tak sesiapa jua bisa menghindar
Ya Allah...jika sampai waktunya
peluk dan selimuti kami dalam hangat cinta-Mu
dalam lembut dekap kasih-Mu
istirahatkan dalam kenyamanan sampai saat
kami dibangkitkan di hari yang Engkau janjikan
Sejahterakan kami dinegeri-Mu yang abadi
Jumat, 25 Maret 2011
Beri Kami Waktu
Begitu saja...
tanpa diatur...tanpa rencana
kita bertemu dalam lembut cahaya-Nya
kau sentuh hatiku
kau peluk jiwaku yang dingin membeku
kau hangati kau selimuti dengan kasih
tanpa warna birahi
hingga gigilku pergi
Sementara aku tak tahu
kau pun berjuang mempertahankan
hidupmu dari maut yang mengintai
sewaktu-waktu
Dan aku sangat terkejut saat tahu semuanya
jiwaku meradang....mengerang...
memohon...mengiba dalam doa yang panjang
"Aku tak mau lagi kehilangan
Aku tak mau ditinggalkan
Aku tak mau!..."
Astagfirullah hal adzim....
Astagfirullah hal adzim...
beri kami waktu lebih lama Ya Arhamarrahimin...
Wahai...dzat yang menggenggam jiwa kami
Robbi...
biarkan kami coba memaknai hidup yang Kau beri
tanpa diatur...tanpa rencana
kita bertemu dalam lembut cahaya-Nya
kau sentuh hatiku
kau peluk jiwaku yang dingin membeku
kau hangati kau selimuti dengan kasih
tanpa warna birahi
hingga gigilku pergi
Sementara aku tak tahu
kau pun berjuang mempertahankan
hidupmu dari maut yang mengintai
sewaktu-waktu
Dan aku sangat terkejut saat tahu semuanya
jiwaku meradang....mengerang...
memohon...mengiba dalam doa yang panjang
"Aku tak mau lagi kehilangan
Aku tak mau ditinggalkan
Aku tak mau!..."
Astagfirullah hal adzim....
Astagfirullah hal adzim...
beri kami waktu lebih lama Ya Arhamarrahimin...
Wahai...dzat yang menggenggam jiwa kami
Robbi...
biarkan kami coba memaknai hidup yang Kau beri
Kamis, 17 Maret 2011
Cahaya dan Hangat-Mu
Ingin selesaikan semua segera
secepatnya...
seperti ada firasat yang tak berani
kuungkap
Ah,resah...
terlalu banyak masalah
terlalu berlimpah...
Lahaula walaquwwata Illa billah...
Sabar....sabar....
perbanyak istighfar...
Allah...Allahku...
tetaplah bersamaku
temani dan bimbinglah aku dengan
kasih-Mu
Allah...Allahku...
Jangan pergi
Aku butuh cahaya dan hangat-Mu
hanya cahaya dan hangat-MU
aku yakin bakal mampu
secepatnya...
seperti ada firasat yang tak berani
kuungkap
Ah,resah...
terlalu banyak masalah
terlalu berlimpah...
Lahaula walaquwwata Illa billah...
Sabar....sabar....
perbanyak istighfar...
Allah...Allahku...
tetaplah bersamaku
temani dan bimbinglah aku dengan
kasih-Mu
Allah...Allahku...
Jangan pergi
Aku butuh cahaya dan hangat-Mu
hanya cahaya dan hangat-MU
aku yakin bakal mampu
Rabu, 16 Maret 2011
Melukis Bayangan Benda
"Jangka!...jangka!...
jangka!...jangka!...jangka!...jangka!...
di mana jangkanya?..." agak kesal aku bertanya
dalam lagu dengan nada suka-suka
Seperti dikomando lima anak menjawab:
"Lupa...Bun bun...."
"Aaaa...hhh!...."kesel banget! rasanya
"Bunda tunggu!...
lima menit jangka dan teman-temannya
harus ada di meja!...
yang tak ada ...keluar!..."
kemudian lima anak ngibrit mencari jangka
dan teman-temannya
penggaris, pinsil,penghapus juga
Ah, berkali-kali diberi tahu
untuk melukis bayangan alat-alat itu perlu
tak mau dengar sampai mulut
rasa berbusa…
Astagfirullah…
"Bun bun...
aku kembali...." ujar Brandon sambil nyengir-nyengir kuda
"Okey ...besok jangan masuk klo lupa lagi.."
"Ya Bun...maaf...."
Kemudian masuk tiga anak sambil berkata:
"Bun bun....saya sudah ada Jangka!..."
"Dari mana?" tanyaku
"Beli...Bun-bun..."
"Besok tak boleh seperti ini lagi ya?
Jika terulang...besok tak ada maaf lagi..."
"Okok...." kata mereka
Aaa...hhh...
"Satu lagi...
mana anak satu lagi?...
Siapa tadi?" kataku
"Ibnu,Bun...
Ibnu yang belum kembali..." jelas Azis
siswa berkulit putih berbadan tinggi
"Salam lekum....
Bun bun...ini jangka dan penggarisnya…"
"Ibunu...bagaimana salamnya tadi?"
"Salam lekum...." jawabnya dengan pandang
heran dan lucu
"Sudah benar?..."tayaku sambil tersenyum
"Benar..." sahutnya
"Masa..."kataku
"Benar..."katanya lagi
"Baik Ibnu...coba ulangi..." pintaku
"Salam lekum..." sementara
kawan-kawannya tertawa...
Ibnu…Ibnu…
“Oo…salah ya Bun…
Assalamu alaikum…” ulangnya sambil senyum
dikulum
jangka!...jangka!...jangka!...jangka!...
di mana jangkanya?..." agak kesal aku bertanya
dalam lagu dengan nada suka-suka
Seperti dikomando lima anak menjawab:
"Lupa...Bun bun...."
"Aaaa...hhh!...."kesel banget! rasanya
"Bunda tunggu!...
lima menit jangka dan teman-temannya
harus ada di meja!...
yang tak ada ...keluar!..."
kemudian lima anak ngibrit mencari jangka
dan teman-temannya
penggaris, pinsil,penghapus juga
Ah, berkali-kali diberi tahu
untuk melukis bayangan alat-alat itu perlu
tak mau dengar sampai mulut
rasa berbusa…
Astagfirullah…
"Bun bun...
aku kembali...." ujar Brandon sambil nyengir-nyengir kuda
"Okey ...besok jangan masuk klo lupa lagi.."
"Ya Bun...maaf...."
Kemudian masuk tiga anak sambil berkata:
"Bun bun....saya sudah ada Jangka!..."
"Dari mana?" tanyaku
"Beli...Bun-bun..."
"Besok tak boleh seperti ini lagi ya?
Jika terulang...besok tak ada maaf lagi..."
"Okok...." kata mereka
Aaa...hhh...
"Satu lagi...
mana anak satu lagi?...
Siapa tadi?" kataku
"Ibnu,Bun...
Ibnu yang belum kembali..." jelas Azis
siswa berkulit putih berbadan tinggi
"Salam lekum....
Bun bun...ini jangka dan penggarisnya…"
"Ibunu...bagaimana salamnya tadi?"
"Salam lekum...." jawabnya dengan pandang
heran dan lucu
"Sudah benar?..."tayaku sambil tersenyum
"Benar..." sahutnya
"Masa..."kataku
"Benar..."katanya lagi
"Baik Ibnu...coba ulangi..." pintaku
"Salam lekum..." sementara
kawan-kawannya tertawa...
Ibnu…Ibnu…
“Oo…salah ya Bun…
Assalamu alaikum…” ulangnya sambil senyum
dikulum
Selasa, 15 Maret 2011
Rindu
Rindu
kucari di mana rasa itu
tak ketemu
ruang rindu kosong di hatiku
tak ada siapa-siapa
Ah!...
Aku mengeluh?
mengaduh?
terluka?
kecewa?
tidak juga
aku merasa hampa...
Ahahaha...ahahaha...
putus asa?
tidak juga
aku tak tahu kenapa
Kesepian?
tidak lagi...
kayaknya aku bosan
dengan kepura-puraan
tapi tidak benci...
Buat apa...
tak ada gunanya
yang penting aku tak gunakan
topeng yang manapun
kerana aku tak suka
topeng
Ah!...
Di sini aku berhenti
tak ingin apa-apa lagi
cerita padanya pun aku
tak mau lagi
Bukan takut...
bukan...cuma tak ingin lagi
disakiti
Dan aku pun bertanya
di hatiku...
"Apa dia tak lagi punya arti?..."
Ah!...
hatiku ternyata tak mengerti
Dia diam seribu bahasa
tak menjawab apa-apa
dingin...
warnanya biru...kini
kucari di mana rasa itu
tak ketemu
ruang rindu kosong di hatiku
tak ada siapa-siapa
Ah!...
Aku mengeluh?
mengaduh?
terluka?
kecewa?
tidak juga
aku merasa hampa...
Ahahaha...ahahaha...
putus asa?
tidak juga
aku tak tahu kenapa
Kesepian?
tidak lagi...
kayaknya aku bosan
dengan kepura-puraan
tapi tidak benci...
Buat apa...
tak ada gunanya
yang penting aku tak gunakan
topeng yang manapun
kerana aku tak suka
topeng
Ah!...
Di sini aku berhenti
tak ingin apa-apa lagi
cerita padanya pun aku
tak mau lagi
Bukan takut...
bukan...cuma tak ingin lagi
disakiti
Dan aku pun bertanya
di hatiku...
"Apa dia tak lagi punya arti?..."
Ah!...
hatiku ternyata tak mengerti
Dia diam seribu bahasa
tak menjawab apa-apa
dingin...
warnanya biru...kini
Minggu, 13 Maret 2011
Auf Wiedersehen...
Di pandangnya duka lara
yang mengorak di jiwaku
diraba dengan senang tak terkira
dihisapnya darah yang merembes
dari daging luka
dihisap degan suka cita
Brengsek!....
ternyata benar...
benci dan cinta berbatas tipis saja
aku terpinga...kemudian
hilang rasa
tak ada lagi kasih dan cinta untuknya
Aku putuskan pergi...
melangkah dengan pasti
Auf Wiedersehen...
yang mengorak di jiwaku
diraba dengan senang tak terkira
dihisapnya darah yang merembes
dari daging luka
dihisap degan suka cita
Brengsek!....
ternyata benar...
benci dan cinta berbatas tipis saja
aku terpinga...kemudian
hilang rasa
tak ada lagi kasih dan cinta untuknya
Aku putuskan pergi...
melangkah dengan pasti
Auf Wiedersehen...
Benci dan Cinta
"Dan Musa mengambil kesimpulan
dari dialognya dengan Allah bahwa
amal yang paling tinggi adalah mencintai
dan membenci karena Allah"
Ya Allah....
kenapa timbul rasa benci di hati ini
yang bukan karena Engkau?...
Kenapa?
kenapa timbul benci karena rasa tersakiti?
kenapa kasih menyingkir pelan-pelan
tapi pasti?
Ampun Ya Allah...
Ampun...
maafkanlah hamba jika ini suatu dosa
Ampun Ya Allah...
Ampun...
rasa kasih di hati hamba tumbuhkan
kecewa karena pedang kata yang sering
dihunjamnya ke jantung hamba
Ampun Ya Allah....
Ampun...
sesungguhnya rasa benci hamba
membuat sukma tambah terluka
karena merobek kesucian
kasih dan cinta
kasih dan cinta yang tak seperti
dalam pandang mereka
Robbana...Ya Robbana...
kenapa dia tega menginjak-injak
harkat hamba sebagai manusia?...
bukan cuma sekali dua
Ampun...Ya Allah...
Ampun...
sampai saat ini hamba masih
tak percaya
sampai saat ini hamba masih
tak menyangka
dan hamba tuduh diri hamba terlalu
perasa
Astagfirullah hal adzim...
kenapa hamba kehilangan dia?
kenapa Ya Allah?...
Wahai Robbku...
yang paling berkuasa membolak-balikkan
hati manusia
hamba ingin semua cuma mimpi
dan suatu saat hamba terjaga
Ampun Ya Allah...
Ampun...
Benarkah benci dan cinta batasnya
hanya tipis saja?
dari dialognya dengan Allah bahwa
amal yang paling tinggi adalah mencintai
dan membenci karena Allah"
Ya Allah....
kenapa timbul rasa benci di hati ini
yang bukan karena Engkau?...
Kenapa?
kenapa timbul benci karena rasa tersakiti?
kenapa kasih menyingkir pelan-pelan
tapi pasti?
Ampun Ya Allah...
Ampun...
maafkanlah hamba jika ini suatu dosa
Ampun Ya Allah...
Ampun...
rasa kasih di hati hamba tumbuhkan
kecewa karena pedang kata yang sering
dihunjamnya ke jantung hamba
Ampun Ya Allah....
Ampun...
sesungguhnya rasa benci hamba
membuat sukma tambah terluka
karena merobek kesucian
kasih dan cinta
kasih dan cinta yang tak seperti
dalam pandang mereka
Robbana...Ya Robbana...
kenapa dia tega menginjak-injak
harkat hamba sebagai manusia?...
bukan cuma sekali dua
Ampun...Ya Allah...
Ampun...
sampai saat ini hamba masih
tak percaya
sampai saat ini hamba masih
tak menyangka
dan hamba tuduh diri hamba terlalu
perasa
Astagfirullah hal adzim...
kenapa hamba kehilangan dia?
kenapa Ya Allah?...
Wahai Robbku...
yang paling berkuasa membolak-balikkan
hati manusia
hamba ingin semua cuma mimpi
dan suatu saat hamba terjaga
Ampun Ya Allah...
Ampun...
Benarkah benci dan cinta batasnya
hanya tipis saja?
Lewat Peristiwa
Tikas cahaya masuk lewat
jendala
hangat menyapa
ketika deret kata rapi tertata
ada tenang mengalir
seperti air setelah gejolak
rasa menggelontor jiwa
Ah,sebenarnya tak perlu
dihirau angin yang menderu
dan ikut mengacau sistem kimiawi
tubuh...
Maafkan hamba Ya Allah....
bisa-bisanya terlalu dungu
padahal lewat peristiwa
Engkau menyapa
biaskan berjuta cinta
kenapa aku tak bisa menangkap
makna?
maafkan hamba Ya Robbana
maafkan...
jendala
hangat menyapa
ketika deret kata rapi tertata
ada tenang mengalir
seperti air setelah gejolak
rasa menggelontor jiwa
Ah,sebenarnya tak perlu
dihirau angin yang menderu
dan ikut mengacau sistem kimiawi
tubuh...
Maafkan hamba Ya Allah....
bisa-bisanya terlalu dungu
padahal lewat peristiwa
Engkau menyapa
biaskan berjuta cinta
kenapa aku tak bisa menangkap
makna?
maafkan hamba Ya Robbana
maafkan...
Sabtu, 12 Maret 2011
Kali Ini Ternyata...
Tidur sejenak mengendurkan
saraf...
kufikir...jika terjaga
tubuhku akan baik-baik saja...
Wahai...
kali ini ternyata
air mata tak larutkan duka lara
tidur tak membuat sakit
dalam sukma terlupa
tidak...
Dan Sang jiwa renyah tertawa
seraya berkata:
"kemana dzikirmu?...
hanya lewat di bibir?...
Ah..."
Jiwa?...
Jiwakah yang bicara?
atau...
Tubuh yang menuntut haknya?
Ya Allah...
jangan biarkan aku dzalim
pada diriku
jangan...Allahku
"Tarik nafas...tarik nafas...
buang perlahan...
buat teh hangat...Ana...
hirup pelan-pelan..." seakan kudengar
Rajawaliku berkata
Ah,itu kenangan saja...
Tapi aku melakukannya
dan merasa terbantu
Sugesti?...
berangkali...
Allah...Allahku...
jangan biarkan aku sendiri
Kepalaku sakit sekali...
dan nafasku terasa berat
seperti perlu oksigen lagi
"Ahahaha....
dasar bodoh!..." ada yang mengumpat
dalam hati
Ya Allah...Ya Allah...
Ya Rahman...Ya Rahim...
Ya Malik...Ya Quddus...
Ya Salam...Ya Mukmin...
kulawan umpatan itu dengan
senandungkan asmanya...
Allah...Allahku...
selamatkan aku...
jangan biarkan terpedaya
saraf...
kufikir...jika terjaga
tubuhku akan baik-baik saja...
Wahai...
kali ini ternyata
air mata tak larutkan duka lara
tidur tak membuat sakit
dalam sukma terlupa
tidak...
Dan Sang jiwa renyah tertawa
seraya berkata:
"kemana dzikirmu?...
hanya lewat di bibir?...
Ah..."
Jiwa?...
Jiwakah yang bicara?
atau...
Tubuh yang menuntut haknya?
Ya Allah...
jangan biarkan aku dzalim
pada diriku
jangan...Allahku
"Tarik nafas...tarik nafas...
buang perlahan...
buat teh hangat...Ana...
hirup pelan-pelan..." seakan kudengar
Rajawaliku berkata
Ah,itu kenangan saja...
Tapi aku melakukannya
dan merasa terbantu
Sugesti?...
berangkali...
Allah...Allahku...
jangan biarkan aku sendiri
Kepalaku sakit sekali...
dan nafasku terasa berat
seperti perlu oksigen lagi
"Ahahaha....
dasar bodoh!..." ada yang mengumpat
dalam hati
Ya Allah...Ya Allah...
Ya Rahman...Ya Rahim...
Ya Malik...Ya Quddus...
Ya Salam...Ya Mukmin...
kulawan umpatan itu dengan
senandungkan asmanya...
Allah...Allahku...
selamatkan aku...
jangan biarkan terpedaya
Jumat, 11 Maret 2011
Dzikir
Selamat pagi burung kecil
Lantunkan terus dzikirmu...
Tebarlah sejuk penuhi kalbu
Hiburkan duka lara yang bergayut
di jantugku
luruhkan semua rindu
biarkan hati kita bergetar dalam
alun nada Asma’ulhusna
Lantunkan terus dzikirmu...
Tebarlah sejuk penuhi kalbu
Hiburkan duka lara yang bergayut
di jantugku
luruhkan semua rindu
biarkan hati kita bergetar dalam
alun nada Asma’ulhusna
Kesombongan
”Kemuliaaan adalah pakaian-Ku
Sombong adalah selendang-Ku
Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku
maka aku akan menyiksanya”
(HR Muslim)
Astagfirullah hal adzim...
Ampunkan hamba Ya Arhamarrahimin...
Ampunkan hamba
Jika sombong ada di dalam diri
meski hanya sebesar biji sawi...
Astagfirullah hal adzim...
Betapa Engkau benci akan kesombongan
dalam diri manusia wahai Robbul Idzati
hingga Engkau katakan:
”Tak kan masuk surga Orang yang memiliki
kesombongan di hatinya
walau sebesar dzarrah
Lahaula wa la quwwata illa billah...
Lahaula wa la quwwata illa billah...
hapuskan sombong itu dari kami wahai
Illahi Robbi...
Sombong adalah selendang-Ku
Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku
maka aku akan menyiksanya”
(HR Muslim)
Astagfirullah hal adzim...
Ampunkan hamba Ya Arhamarrahimin...
Ampunkan hamba
Jika sombong ada di dalam diri
meski hanya sebesar biji sawi...
Astagfirullah hal adzim...
Betapa Engkau benci akan kesombongan
dalam diri manusia wahai Robbul Idzati
hingga Engkau katakan:
”Tak kan masuk surga Orang yang memiliki
kesombongan di hatinya
walau sebesar dzarrah
Lahaula wa la quwwata illa billah...
Lahaula wa la quwwata illa billah...
hapuskan sombong itu dari kami wahai
Illahi Robbi...
Kamis, 10 Maret 2011
Takabur
Takabur …
Kesalahan makhluk Allah
pertama yang menyebabkannya
terusir dari syurga
Tujuh penyebab takabur
Ilmu…
yang dengannya
manusia jadi merasa lebih mulia
Amal ibadah…
yang dengannya
manusia jadi merasa pasti selamat
di akhirat
Hasab dan Nasab
Kedudukan dan keturuan
yang dengannya
manusia jadi merasa
lebih terhormat
Al Jamal atau keelokan rupa
yang dengannya
manusia jadi merasa enak saja
menggunjing dan mencela
Al Maal atau kekayaan
yang dengannya
manusia jadi meremehkan sesama
Al Quwwah atau kekuatan
yang dengannya manusia jadi
merasa gagah dan enak saja menekan
yang lemah
Penyebab takabur yang terakhir
adalah Al Atba’ atau pendukung
yang dengannya manusia
menjadi pongah
Takabur…
pertama-tama polah sang iblis
dan sangat berbahaya bagi manusia
karena Allah tak suka ketakaburan
Allah tak suka kesombongan
Ya Allah…sesungguhnya
Kebesaran dan kehormatan adalah
milik-Mu semata
manusia tak berhak merampasnya
Ampuni dan jagalah kami Ya Robbi
karena kami ingin selalu
Engkau kasihi
Rabu, 09 Maret 2011
Bibit-Bibit Kasih
Tiba-tiba kusadari
duka yang menggantung di langit jiwa
sedih dan sentimentil yang meraja
pilu dan bersit kecewa
adalah bibit-bibit kasih yang begitu saja
tumbuh di hati dan memberi warna
di hari yang tersisa
Astagfirullah hal adzim...
jangan dekatkan hamba pada derita
hamba takut...Ya Allah...
hamba tak mau sakit yang sama terulang jua
karena hamba tak seperti yang ada dalam
fikiran mereka
hamba tak butuh apa yang mereka butuh
kecuali rasa teduh
Ya Allah yang menebar rasa di dalam hati
Pasti Allah mengerti segala yang terlahir
dan tersembunyi
Pasti Allah tahu betapa hamba ingin
selalu Allah sayangi
pasti…
karena itu jagalah setiap langkah kami
bimbinglah Ya Allah…
sepenuh kasih sepenuh sayang
Ya Arhamarrahimin…
Senin, 07 Maret 2011
Waktu
Seperti air mengalir
begitu waktu bergulir
melintasi segala penjuru
tanpa pernah menunggu
gemericiknya tak terdengar
seolah diam…
padahal nyanyinya tak pernah
terulang
dan kita terlena…
lupa akan nilainya
Waktu…
Sebuah kosep yang relatif
Albert Einstein mebuktikan fakta ini
dengan teori relativitasnya
bahwa waktu ditentukan
oleh massa dan kecepatan
Dan Al Qur'an…
Kitab suci yang diturunkan Allah
juga menuliskan
lebih dulu menjelaskan tentang
relativitas waktu:
“Malaikat-malaikat dan Jibril
menghadap kepada Tuhan dalam sehari
yang kadarnya lima puluh ribu tahun”
“Dan mereka meminta kepadamu
agar azab itu disegerakan
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi
janjinya
Sesungguhya sehari di sisi Tuhanmu
adalah seperti seribu
menurut perhitunganmu”
Wal asri…
Demi masa…
Innal Insaana Lafii Khusri..
Sesungguhnya manusia itu
dalam kerugian…
Betul…manusia dalam
kerugian yang nyata karena
sibuk dengan keegoan
dan kediriannnya semata
Astagfirullah hal Adzim…
Tak terasa waktu berlalu
dari detik ke menit
menit ke jam
jam ke hari
hari ke minggu
minggu ke bulan
bulan ke tahun
tak terasa usia kita berkurang jua
sampailah kita pada batasnya
pintu taubat semakin dekat untuk
ditutup
Ya Allah…ampuni kami
wahai Rabbul idzati
ampuni kami Ya Illahi
meski kami malu karena dosa kami
mencapai batas arsy
Langganan:
Postingan (Atom)