I
Tak ada tiket?
Aaaaa!....
bagaimana?...
besok mengawas ujian negara...
Ya Allah...
Ayo kita kejar!....
"Tak Sinar Jaya " juga tak apa
yang penting sebelum pagi
sampai Jakarta
Kosong?
Astagfirullah....
tiketnya sudah terjual semua?...
Oo...mari kita kejar tiket kereta
Jam lima?...
Jam lima berangkatnya?...
Astagfirullah....
Trafel!...Trafel saja!
Ya ampun!...
Trafel juga berangkat jam lima
Habislah!...kita....
Kembali ke terminal!
Bagaimana jika ambil tiket ke Cirebon?
dari terminal Cirebon
baru kita teruskan ke Jakarta...
Ya...ya...ya....
mari kita coba!...
Jakarta...Oh...Jakarta...
II
Alhamdulillah...
Cirebon tawarkan solusi
Alhamdulillah...
Tak ada sesal di hati
perjalanan ini sangat berarti
dan aku sangat bersyukur
bisa melewati
Saudaraku kau tumbuhkan
rasa percaya di dalam diri
kau bakar semangatku untuk
bisa nikmati apa yang orang lain
bisa nikmati
Rahmat Allah buatku juga
karena Allah pun menyayangiku
Aku percaya katamu:
"Kuncinya ikhlas serta mampu
menerima
sebentuk apapun yang ada"
III
Ingat kemarin
rasanya ingin tertawa terbahak
Aku kagum pada diriku
pada keberanian dan semangat
yang tumbuh
Aku hampir tak percaya yang kemarin
itu aku
Dari desa Banjar Sari
naik mobil cowak ke Owabong
Sebuah mobil bak terbuka
pengangkut pasir sekaligus palawija
duduk di belakang bersama
anak-anak Ibu Lurah
berkaus coklat
memakai topi dan kaca mata hitam
dengan sadal jepit hijau perek
yang entah milik siapa dari rumah
kepala desa
ahahaha...ahahaha...
tak ada beban apa-apa
seperti latihan jadi orang gila
ahahaha...ahahaha...
selamat tinggal dulu ROHDE
DAN KICKERS ku
Sandal jepit yang sudah butut ini
mengalirkan nyaman...ke hati
Aku merasa bahagia...
bernyanyi dan tertawa
tak malu bersandal jepit ke tempat
wisata
Aku berenang penuh suka cita
tak kurasa pandangan aneh
pada diriku
biasa saja...semua biasa saja...
bahagia ada di hati ternyata
IV
Gemericik air di kali kecil
seakan memanggil
tawarkan segar
basuhkan wajah dan tubuh berpeluh
V
Daun-daun bambu bergoyang pelan
dihembus angin petang
pohon angsana berjajar tumbuh
bersama nyiur dan petai cina
yang diselimutii lumut kerak batang-batangnya
VI
Ini Ciregol,Kanda
daerah dengan jembatan rusak
Penumpang bus yang laki-laki
mesti turun untuk mengurangi beban
bus berhenti menunggu giliran jalan
Ada ngeri...di hati akan lewat jalan
begitu curam
Astagfirullah hal adzim...
tubuhku gemetar...traumaku
kembali ingat kejadian terlempar
ke jurang di Ajibarang
tempo hari
Terngiang suaramu saudaraku
"Aku harus belajar memaknai
apa pun yang terjadi"
dan kuucap:
"Lahaula walaquwwata illa billah...."
VII
Ciregol lewat...
Alhamdulillah...kami selamat
Lima gunung terlihat tersenyum
dari lintasan rel kereta api
Padi-padi masih pendek sudah bernas
tebarkan janji
VIII
Oow...daerah bawang
harum-harum pedas dan segar
tercium sampai ke dalam bus
Di pinggir jalan pada tikar lusuh
kecoklatan bawang-bawang digelar
cantik seperti sanggul perempuan
IX
Di kaki gunung
bunga-bunga tebu asyik bergoyang
pada masing-masing tandan
tertiup angin silir yang mengalir
jadi seperti penari dengan senyum di bibir
Warnanya indah putih kecoklatan
di bawah mendung menggantung
X
Kali kecil di sisi pematang
berair coklat mengalir tenang
Di seberangnya petani dengan caping tua
jalan melenggang
mencuci tangan kemudian makan siang
XI
"Karacang...kacang...kacang...
Tarahu...tahu...tahu..." pedangang
asongan menawarkan jajanan
"Mangga Ibu...tissue...aqua...Mizon ge aya..."
lanjutnya dengan harapan terbaca
"Moal Kang...
masih aya cai..."jawabku
"iye cai tiis...ibu"
"Iye ge tiis..."jawabku lagi sambil memberi
senyum manis
XII
Seorang pengamen naik
memberi salam dan memetik gitarnya
menyanyi penuh perasaan
sayang...agaknya dia tak hafal
syair-syair yang dilagukan
sehingga diganti menurut rasa hati
Aah...
satu lagu...dua lagu...
kemudian dinyanyikannya "Besame Mucho"
Alah maaa...kkk...
enak pisan...
membuatku tak tahan tidak ikutan
"Lagi Bang...lagi...
teruslah bernyanyi..." pintaku
membuatnya senyum senang
"Malam ini kasih teringat aku padamu"
bla...bla...bla...
Oo...aku senang...sekali mendengarnya
dan kami nyanyi berdua
Kenapa aku ya?
stres apa sudah gila?...
ahahaha...ahahaha...
cuek maninglah...cuek maning...
Usai lagu keempat dia berkata:
"Terima kasih Ibu...untuk partisipasinya"
tapi dia tak asongkan kantong permen
penampung saweran padaku
Dalam hati aku bergumam:" C S an...."
"Abang...sini bang..."panggilku membuatnya
kembali
Kuberikan selebar uang lima ribuan
sementara gadis kecil disebelahku protes
"Kok banyak amat...Bude..."
"Enggak...gak banyak...
nyanyinya enak kan?" kataku
gadis kecil senyum setuju dan pengamen
itu lagi-lagi berkata:
"Terima kasih Ibu..."
XIII
"Ayo tarik Pir..." teriak tukang karcis
dan bus pun pelan - pelan begerak
tinggalkan terminal menyeruak jalan ramai
"Bismillahirrahmanirrahim...
mari kita berdoa Nesya" ajakku pada gadis
kecil disisi kiriku:
"Bismillahi tawakkaltu Alalloh...
Lahaula wala quwwata illa billah..."
XIV
Jalan penuh sesak
padat merayap
Bagaimana ini?
Jam berapa akan sampai Jakarta
nanti?
Ah...bisa-bisa setelah berpakaian
tertidur lagi...
Jadi ingat petualangan ke Lampung
tempo hari
padat merayap seperti ini
tiba di rumah jam enam pagi
mandi, sikat gigi, berpakaian dan tertidur
lagi hingga senja hari
ahahaha...ahahaha...
tak boleh terulang lagi...
Tobil....tobil....
ngeri rasa menggigil
besok ujian negara bagi para siswa
tak boleh lalai!...
sebagai abdi negara
Ah...
"Ambil jalan alternatif!..."kudengar
kondektur berkata setengah memerintah
pada pak sopir
"Lurus!...terus....
kanan!...masuk pelan-pelan!..."
abang kondektur seperti ambil alih
pimpinan dan pak sopir patuh
tuh...tuh..tuh...
aah....
Bus masuk daerah berpohon besar-besar
menghutan
di kanan jalan kali besar dan lebar
airnya meluber berwarna kecoklatan
Ya Allah...mulai gelap dan seram...
Ketegangan yang mendekap erat
sejak berangkat memacu kadar gulaku
keinginan pipis terus mengganggu
tapi di mana hendak berhenti?
apa ada pom bensin di dekat sini?...
Ya Allah...mati!...aku...
Gadis kecil di sebelahku
lelap tertidur karena lelah
kepalanya nyuruk ke bawah ketiak
timbulkan geli dan menambah rasa ingin
pipis menjadi-jadi
"Aduh nak...
bunda tak kuat..." gumamku dalam hati
Bledug!...bledug!...
bus bergerak terangguk-angguk
lewati jalan berlubang dan menghantam
batuan
setiap goyangan istigfar berloncatan
meningkah geri dalam menikam
seram...seram...
"Yan....aku gak kuat..." berbisik aku pada
teman seperjalanan
"Kenapa?..." tanyanya
"Aku mu pipis lagi...
ah, bisa pingsan....nih..."
"Ya, nanti aku bilang pada pak sopir...
Kamu masih ada aqua?" temanku bertanya
"Ada...nih...buat apa?" ujarku
"Ya buat cebok kamu!..."
"Ada...ada...tapi mau di mana?"
"Nanti kita fikirin...
Xi...xi...xi..."
Aku sedih...melihat penumpang lain
tenang-tenang
ngiri....meraja dalam hati
kenapa aku mesti begini?...
"Tin...tin...tin..." klakson pak sopir
bunyikan karena di depan truk
sarat muatan melaju pelan
"Lewati!..." kudengar aba aba diberi lagi
"Siut!...siut!..." mobil truk dilewati
diiring istigfar berkali kali
"Pom bensin,Yan...
liat-liat pom bensin!" kataku
adu...du...du...du....
"Aaa!...pom bensin!..." setengah berteriak
aku setelah terpinga
tapi pom bensin impian sudah jauh
tertiggal di belakang
rasa lemas ketinggalan
"Pak Sopir...Pak...
kalau lewat pom bensin lagi berhenti ya?" pintaku
"Kenapa Bu?" tanya pak sopir
"Saya gak kuat Pak..." kataku
"Ada yang kebelet Pak!...' ujar temanku
"Tadi pom bensin..." kata pak sopir
"Ya Pak, saya terkesima..." ujarku
Aduh...menggelinjang rasa tak tahan
Astagfirullah hal adzim....
ampuni aku...Ya arhamarrohimin...
ampun..."
Jalan ke depan semakin rusak
membuat bus semakin bergoyang
mataku panas menahan tangis
rasa sedih mengiris iris
"Duh...mati aku!...
wahai....
adu...duuu..." meratap-ratap hatiku
bagaimana kalau terpipis di bangku?...
tak mungkin!...bisa kutahankan
perasaan malu...
"Sabar ya Bu...
sebentar ada pom lagi" hibur pak sopir
membuat bibirku mengucap hamdalah
berkali kali
ungkapkan rasa syukur dari kedalaman
hati
Tak lama mobil masuk
tempat yang kudambakan
aku pun meloncat begitu pintu di bukakan
hampir jatuh dalam gembira
yang membuatkau sangat ingin bersegera
Aku berlari tak fikir apa-apa
tak peerduli sesiapa
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
"Allahumma inni audzubika
minal hubutsi wal chobaits..."
belum selesai berdoa aku sudah pipis
ngucur terus tak habis-habis
Pintu diketuk dari luar
aku cuma bilang:
"Maaf....sabar ya...sabar...."
Uuuu...hhh...
legaaa...
Alhamdulillah Ya Allah...
Lagi-lagi aku terkesima
di depan toilet sudah begitu panjang
antrian teman seperjalanan...
Aah...kukira yang mau pipis
aku saja...
Kok bisa....mereka menahan tanpa
suara
Apa aku yang "Lebay?"
ahahaha...ahahaha....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar