Jumat, 08 April 2011

Bukan Cuma Milik Yang Muda

Usai waktu shalat Jum'at
bersama tujuh kawan menyusuri jalan
menuju R.S. dr Mintoharjo
dari Danau Limboto
menjenguk anak teman yang operasi sinus
pagi tadi

Tiba-tiba seorang teman bergegas
jalan ingin paling depan dan berkata:
"Siap!...grak!...
Kiri!...kiri!...kiri!...
Ayo yang gendut!...luruskan!..."
"Ahahahaha...." tertawa kami bersama-sama

"Awas!...jangan ganggu Maharani
nanti mengadu pada Maharaja"seru Ibu N
sambil tertawa

"Maharani sekarang gak gendut lagi
sudah selangsing Kris Dayanti"
ujar Ibu M menimpali

"Ahahaha...nanti malam juga terbit di FB
disiksa teman jalan kaki" goda Ibu A
"Terus marah ... deh Maharaja...
mengetahui Maharani tersiksa"sambut Ibu H
diikuti tawa haha hihi ramai sekali

"Untung gak lewat kantor surat kabar
kalau lewat...
besok ada berita Maharani jalan kaki" Bapak A
ikut juga angkat bicara

"Enggak kaleee...
sekarang aku sudah biasa jalan kaki
makanya langsing begini..."
"Xi...xi....xi..." derai tawa ditahan dari kawan-kawan
tak berhenti

Ada hangat mengalir di jiwa...
canda...ternyata memang bukan cuma
milik yang muda

Upacara Bendera

Akhirnya upacara bendera jadi juga
setelah dua  minggu ditunda-tunda
karena ujian sekolah kelas sembilan

Para petugas disiapkan
giliran siswa kelas delapan
wajah tegang kelihatan
khawatir tugas tak lancar dijalankan

"Bunda...doakan  kami ya?" pinta para
siswa pengerek bendera
"Tentu sayang....
tenang aja kaleee..." jawabku mencoba
menenangkan sambil melemparkan
senyum yang kurasa menawan
(ahahahaha...)

"Upacara penaikan bendera
Senin , 4 April 2011
pasukan disiapkan" terdengar Dhea nona protokol
berbicara lewat pengeras suara

"Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara"
kulihat Irfan siswaku melangkah
dengan gagah

"Pembina upacara memasuki lapangan upacara"
lalu aku pun melangkah tak kalah gagah
ah...ah...aah...
mantap surantap....

"Pengibaran sang saka merah putih
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya"
Nahda,Friska, dan selly berjalan kompak sekali
"tep...tep...tep..."melangkah dengan pasti

Sampai di tiang bendera tali-tali di pasang
senyum manis tiga gadis mengambang
memancar rasa percaya diri yang besar
kelihatan hilang perasaan gamang

"Reeee...ttt...." bendera ditarik ujung atas
dan bawah penuh semangat sementara
Nahda berkata:"Bendera Siap...."
Tetapi ala maaaa...kkk....
sebelum lagu Indonesia Raya berkumandang
ramai ramai peserta upacara tertawa
bersama membahana....

Oo...Oo...ada apa?...
Masya Allah...
tali penggerek putus menggantung-gantung
di udara sementara sang saka terkulai lemah
dan petugas pengerek bendera pucat pasi semua
(Terlalu semangat....jadi celaka....
du...du...duh....aku tak tega....)

"Peserta upaca tetap dalam keadaan
siap!" ujarku sementara pelatih paskibra
mengambi kursi dan kain pel bertangkai untuk
meraih tali

"Tak bisa Bu...
harus yang berkait..." kata petugas kebersihan
sekolah
"Aduh....aduh...gimana?...." para pengerek
bendera tambah gelisah
membuatku turun dari podium menenangkan
"Tak apa...tak apa...bukan salah kalian...
tenang saja..." ujarku pelan

Petugas kebersihan yang lain pun datang
dengan galah berkait
tali diusahakan turun tak bisa juga
lalu pembina paskibra berkata
"Manjat Mas...manjat saja..."
"Ya...manjat....manjat Mas..."pintaku juga

Mas Deni nama petugas tadi tak berfikir
panjang lagi
memanjat ....bergerak tangkas meraih
tali sementara peserta upacara tak tahan kembali
tertawa tergelak-gelak membahana

"Mas Deni!...Deni! ...Deni!..."
berteriak teriak peserta memberi semangat
dan ramai ramai bertepuk riuh saat tali
tertangkap dan Mas Deni turun cepat sekali
Aaaaaaa.....hhhhh....
terdengar helaan nafas lega bersama-sama...

"Upacara dilanjutkan!
siapkan pasukan!..." perintahku pada
pemimpin upacara dengan rasa geli kutahan...
(Bodong...deh....
ahahaha...ahahaha....)

Dalam Gelap

Ada keinginan berbincang
tapi datang gamang mengambang
timbul rasa bimbang...
takut akan terjadi perang

Dan aku diam rasakan lara
menggelontor sukma
sunyi...bertahta meraja
Robbana...Ya Robbana...
betapa sepi hari-hari hamba tanpa dia

Seandainya waktu dapat ditarik
ulang...
Aku ingin dia di sini
hingga aku tak perlu lagi sesiapa
yang membuat orang terluka

Robbana...Ya Robbana...
sesungguhnya aku tak seperti
yang mereka sangka
tidak...aku tak butuh apa
yang orang lain butuh
Aku tak ingin apa yang orang lain punya

Aku hanya butuh rasa teduh
Namun inginku mendekatkan pada derita
pada nestapa yang tak ada ujungnya
kerana mereka tak faham
bahasa jiwa yang aku punya

Dalam gelap...
kuusap hatiku yang terluka
mengucur darah
merebak merah
Ah, andai engkau masih ada
dalam diam pun kita bisa bicara
terpisah pulau pun terjembatani
rasa saling percaya

Rajawaliku...
dalam gelap ini aku ingin engkau ada
di sini menemani
memeluk erat mendekap hangat
Sementara aku juga tak mau
istirahatmu terganggu
membuatku menangis sendiri
tersedu

Aku Mau Engkau Tahu

Dengan bahagia aku cerita
tentang pertemuan kita tadi malam
seperti air sejuk yg mengair di tenggorokanku
saat berbuka puasa
seperti keindahan mega berarak
di angkasa
seperti kecantikan  mawar saat kelopaknya
merekah
seperti nyanyi burung-burung sahabat kita
ketika pagi membuka gerbang hari
Seperti....seperti...ah...
sebenarnya tak cukup kata melukiskan
gejolak rasa
Rajawali...dapatkah kau raba bagaimana
datak hati dalam selimut berjuta rindu?...
Astagfirullah...
Aku mau engkau tahu
kasih masih terpelihara

Minggu, 03 April 2011

Mimpi

Sejak kau pergi
ini kali ke dua kau datang dalam wujudmu
Rajawaliku....
kita berdekatan...
saling memandang...
tapi tanpa peluk dan cium di pipi dan keningku

Ada rindu yang terpuaskan melihat
rupamu...
berada di sisimu...
Ah tapi apa yang kita bicarakan?
aku tak ingat...
tak ingat...

Apa kita tak bicara apa-apa?
ah...apa kau tak suka akan perasaan
yang tumbuh di dalam jiwa?
Aku tak mengerti,Rajawaliku
tapi aku tahu engkau tak marah

Kasihmu terlau besar untuk marah
apa lagi untuk kasar
bagaimana tidak?...
jika yang salah saja jadi benar?

Perasaan Apa ini?...

Perasaan apa ini?...
Ah, resah dan gelisah
desir aneh dalam darah
rindu?...
entah...
tapi membuat jengah...
Aah...

Dalam diam mata terpejam
ingin...merasa faham
Rajawali...
rasa apa ini?...
aku takut sekali

Aku menoleh ke kanan
tempat fotomu ajeg terpampang
mengharap kuat dan tenang
engkau tebarkan
tapi engkau hanya diam
dengan sorot mata tajam

Rajawali...
senyumlah...biar aku tak merasa
sendirian
Aah...apa engkau tiada
berkenan?...

Kenapa?
apa ini suatu dosa?...
terngiang perkataan seorang teman;
"Aku ini laki-laki...
bicara dari sudut pandang laki-laki"

aah...diam!...
diam!...diam!...diaaaa!...mmm...

Sabtu, 02 April 2011

Kepada Ananda Datok Aan Dinejad Sawang

Aan anakku sayang
biarkan dia ambil jalannya sendiri
jangan engkau pengaruhi
Itu bukan berarti engkau tak berjuang
wujudkan keinginan
bukan...
bukan begitu

Ingat olehmu,anakku
Ar Rum:21:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
Dia ciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir"

Sayang anakku...
jika dia cintakan engkau
tak mungkin akan pergi dan memilih yang lain lagi
kerana cinta tak kuasa menyakiti
Barangkali...dia bukan yang Allah pilihkan
untukmu

Yakinlah anakku
Humaira tak cuma satu...
masih banyak Humaira lain yang bisa Kau pilih
jadi jangan biarkan hatimu berlarut pedih
kerana apa yang baik menurut kita
belum tentu menurut-Nya

Aan yang baik,jangan malu atau gusar
jika masih ada rasa cinta di dada
biarkan...masih teraba detak dan hangatnya
biarkan...tapi tak usah pelihara...
wujudkan saja dalam rasa rela untuk kebahagiaannya
dan kebahagiaanmu juga

Kebahagian itu akan terpelihara jika dipenuhi
sinaran damai atau sakinah
Jika saling cinta atau mawaddah
tak bertepuk cuma sebelah
jika saling kasih sayang atau warahmah
Semoga cinta yang datang padamu nanti
langgeng selamanya mitsaqan ghalidzha....
Amin...Ya Allah...
Perkenankan anakku bahagia...